Senin, 26 September 2016

BIOKIMIA TANAMAN PERANAN DAN FUNGSI KARBOHIDRAT, LEMAK, ASAM NUKLEAT, ENZIM, DAN PROTEIN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Karbohidrat, protein dan lemak merupakan pembahasan yang amat penting dalam ilmu kimia. Dimana melalui makalah ini, saya berusaha memperjelas lagi hal-hal yang menyangkut karbohidrat, protein dan lemak, asam nukleat, dan enzim. Dalam makalah ini berbagai macam seluk-beluk yang dibahas sesuai dengan kemampuan yang saya miliki. Sebagaimana kita ketahui bahwa karbohidrat merupakan sumber energi bagi tubuh kita.

1.2.       Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui secara mendetail tentang karbohidrat, protein, lemak, asam nukleat, dan enzim serta peranannya dalam tubuh kita sekaligus fungsinya masing-masing.

1.3.       Manfaat
Mudah-mudahan setelah saya mempelajari materi karbohidrat, protein, lemak, asam nukleat, dan enzim saya lebih mudah dalam mengenali sifat-sifat monosakarida, diisakarida, dan yang lainnya.















BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       Pengertian Karbohidrat
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung unsur karbon, hidrogen dan oksigen, dalam komposisi menghasilkan H­2O. Karbohidrat di dalam tubuh dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang di komsumsi sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hati, serta karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dapat dijumpai dalam produk susu. Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya.
Semua karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), yang pada umumnya mempunyai rumus kimia Cn(H2O)n. Rumus umum ini memberi kesan zat karbon yang diikat dengan air (dihidrasi), sehingga diberi nama karbohidrat. Persamaan lain ialah bahwa ikatan-ikatan organik yang menyusun kelompok karbohidrat ini berbentuk polyalkohol. Dari sudut fungsi, karbohidrat adalah penghasil utama energi dalam makanan maupun di dalam.
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana. Karbohidrat kompleks mempunyai lebih dari 2 unit gula sederhana di dalam 1 molekul.
2.1.1. Karbohidrat Sederhana
Karbohidrat sederhana terdiri atas :
a.    Monosakarida yang terdiri atas jumlah ataom C yang sama dengan molekul air, yaitu [C6(H2O)6] dan [C5(H2O)5].
b.    Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida dimana untuk tiap 12 atom C ada 11 molekul air [C12(H2O)11].
c.    Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari monosakarida.
d.   Oligosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa, dan fruktosa.
a.    Monosakarida
Monosakarida adalah polihidroksi aldehida dan keton yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih kecil, sehingga merupakan suatu monomer. Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.
Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut.
Monosakarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat dalam bentuk insomer dekstro (D). Gugus hidroksil pada karbon nomor 2 terletak di sebelah kiri. Struktur kimianya dapat berupa struktur terbuka atau struktur cincin. Jenis  heksosa lain yang kurang penting dalam ilmu gizi adalah manosa. Monosakarida yang mempunyai lima atom karbon disebut pentosa, seperti ribosa, xilosa, dan arabinosa.
Ø Glukosa
Dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Tubuh hanya dapat menggunakan glukosa dalam bentuk D-glukosa murni yang ada di pasar biasanya diperoleh dari hasil olahan pati. Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia.
Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi. Dalam keadaan normal sistem saraf pusat hanya dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Glukosa dalam bentuk bebas hanya terdapat dalam jumlah terbatas dalam bahan makanan. Glukosa dapat dimanfaatkan untuk diet tinggi energi. Tingkat kemanisan glukosa hanya separuh dari sukrosa, sehingga dapat digunakan lebih banyak untuk tingkat kemanisan yang sama.


Ø Fruktosa
Dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, CHO, namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosa merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis. Gula ini terutama terdapat dalam madu bersama glukosa, dalam buah, nektar bunga, dan juga didalam sayur. Sepertiga dari gula madu madu terdiri atas fruktosa. Fruktosa dapat diolah dari pati dan digunakan secara komersial sebagai pemanis. Minuman ringanbanyak menggunakan sirup jagung tinggi fruktosa sebagai bahan pemanis. Di dalam tubuh, fruktosa merupakan hasil pencernaan sukrosa atau sakarosa.
Ø Galaktosa
Tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa. Manosa, jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk membuat roti.
Ø Pentosa
Merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber energi. Ribosa dan deoksiribosa merupakan bagian asam nukleat dalam inti sel. Karena dapat disintesis oleh semua hewan. Ribosa dan deoksiribosa tidak merupakan zat gizi essensial.
b.    Disakarida
Ada empat jenis disakarida, yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa. Trehalosa tidak begitu penting dalam ilmu gizi, oleh karena itu akan di bahas secara terbatas. Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui reaksi kondensasi. Kedua monosakarida saling mengikat berupa ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen (O). Ikatan glukosidik ini biasanya terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa, dengan melepaskan satu molekul air. Hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya terikat dalam bentuk alfa yang dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali menjadi dua molekul monosakarida melalui reaksi hidrolisis. Glukosa terdapat pada ke empat jenis disakarida; monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa.

Ø Sukrosa atau sakarosa
Dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Gula merah yang banyak digunakan di indonesia dibuat dari tebu, kelapa atau enau melalui proses penyulingan tidak sempurna. Sukrosa juga terdapat di dalam buah, sayuran, dan madu. Bila dicernakan atau dihidrolisis, sukrosa pecah menjadi satu unit glukosa dan satu unit fruktosa. Pada pembuatan sirup sebagian sukrosa (gula pasir) akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa, yang disebut gula invert. Gula invert secara alami terdapat di dalam madu dan rasanya lebih manis daripada sukrosa.
Ø Maltosa (gula malt)
Tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila benih atau bijian berkecambah dan di dalam usus manusia pada pencernaan pati. Dalam proses berkecambah pati yang terdapat dalam padi-padian pecah menjadi maltosa, untuk kemudian diuraikan menjadi unit-unit glukosa tunggal sebagai makanan bagi benih yang sedang tumbuh. Produksi bir terjadi bila maltosa difermentasi menjadi alkohol. Bila dicerna atau dihidrolisis, maltosa pecah menjadi dua unit glukosa.
Ø Laktosa (gula susu)
Hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Kadar laktosa pada susu sapi adalah 6,8 gram per 100 ml, sedangkan pada air susu ibu (ASI) 4,8 gram per 100 ml. Banyak orang terutama yang berkulit berwarna (termasuk orang Indonesia) tidak tahan tehadap susu sapi, karena kekurangan enzim laktase yang dibentuk di dalam dinding usus dan diperlukan untuk pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak bisa dicerna atau tidak dapat diserap akan tetap tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorganisme yang tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orang tua. Laktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada disakarida lain.

Ø Trehalosa
Seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa dan dikenal sebagai gula jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga terdapat dalam serangga.
c.    Gula Alkohol
Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara sintesis. Ada 4 jenis gula alkohol yaitu :
Ø Sorbitol
Terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari glukosa. Enzim aldolase reduktase dapat mengubah gugus aldehida (CHO) dalam glukosa menjadi alkohol (CH2OH). Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat kemanisan sorbitol hanya 60 % bila dibandingkan denagn sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan diubah di dalam hati menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar gula darah lebih kecil dari pada sukrosa. Konsumsi lebih dari 50 gr sehari dapat menyebabkan diare pada pasien diabetes. Sorbitol tidak mudah dimetabolisme oleh bakteri dalam mulut sehingga tidak mudah menimbulkan karies gigi. Oleh karena itu sorbitol banyak digunkan dalam pebuatan permen karet.
Ø Manitol dan Dulsitol
Manitol dan Dulsitol adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa. Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus, ubi jalar, dan wortel. Secara komersial manitol diekstraksi dari sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan dalam industri pangan.
Ø Inositol
Merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol terdapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam serealia.
d.   Olisakarida
Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida. Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini terdapat du dalam biji tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan serta tidak dapat dipecah oleh enzim-enzim perncernaan. Fruktan adalah sekelompok oligo dan polisakarida yang terdiri atas beberapa unit fruktosa yang terikat dengan satu molekul glukosa. Fruktan terdapat di dalam serealia, bawang merah, bawang putih, dan asparagus. Fruktan tidak dicernakan secara berarti. Sebagian besar di dalam usus besar difermentasi.
2.1.2. Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida yang terdiri atas lebih dari 2 ikatan monosakarida. Serat dinamakan juga polisakarida nonpati.
a.    Polisakarida
Merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung lebih daro 60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun becabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak manis), tidak seperti monosakarida. Di dalam ilmu gizi ada tiga jenis yang ada hubungannya yaitu amilum, dekstrin, glikogen dan selulosa.
Ø Amilum (zat pati)
Merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk dunia, terutama di negara sedang berkembang oleh karena komsumsi sebagai bahan makanan pokok. Sumber amilum adalah umbi-umbian, serealia dan biji-bijian merupakan sumber amilum yang mudah di dapat untuk dikomsumsi. Jagung, beras, dan gandum kandungan amilumnya lebih dari 70%, sedangkan pada kacang-kacangan sekitar 40%. Amilum tidak larut di dalam air dingin, tetapi larut di dalam air panas membentuk cairan yang sangat pekat seperti pasta, peristiwa ini disebut gelatinisasi.
Ø Dekstrin
Merupakan zat antara dalam pemecahan amilum. Molekul lebih sederhana, lebih mudah larut di dalam air, dengan iodiom akan berubah menjadi warna merah.
Ø Glikogen
Merupakan “pati hewan”, terbentuk dari ikatan 1000 molekul, larut di dalam air (pati nabati tidak larut dalam air) dan bila bereaksi dengan iodium akan menghasilkan warna merah. Glikogen terdapat pada otot hewan, manusia dan ikan. Pada waktu hewan disembelih, terjadi kekejangan (rigor mortis) dan kemudian glikogen dipecah menjadi asam laktat selama post mortem. Sumber glikogen banyak terdapat pada bahan makanan seperti kecambah, serealia, susu, sirup jagung (26%).


b.    Polisakarida Nonpati/Serat
Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah selulosa, merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel tumbuh-tumbuhan. Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh karena tidak ada enzim untuk memecah selulosa. Meskipun tidak dapat dicerna, selulosa berfungsi sebagai sumber serat yang dapat memperbesar volume dari feses, sehingga akan memperlancar defekasi.
Dahulu serat digunakan sebagai indeks dalam menilai kualitas makanan , makin tinggi kandugan serat dalam makanan maka nilai gizi makanan tersebut dipandang semakin buruk. Akan tetapi pada akhir-akhir ini, para ahli sepakat bahwa serat merupakan komponen penyusun diet manusia yang sangat penting. Tanpa adanya serat, mengakibatkan terjadinya konstipasi (susah buang air besar). Sumber utama karbohidrat yang dapat dicerna berasal dari nabati. Makanan yang berasal dari tanaman ini juga merupakan sumber serat.
2.1.3. Fungsi Karbohirat
Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah :
a.    Sumber Energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyakdi dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi gemuk.
b.    Pemberi Rasa Manis pada Makanan
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula yang paling manis. Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; dan laktosa 0,2.
c.    Penghemat Protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
d.   Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi, serta pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan tubuh.
e.    Membantu Pengeluaran Feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara emngatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus. Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit divertikulosis, kanker usus besar, penyakiut diabetes mellitus, dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi. Laktosa dalam susu membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam saluran cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan.
f.     Kebutuhan Sehari-hari
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses respirasi seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organik kecil lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70-80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.
Namun demikian, daya cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi antara 90%-98%. Serat menurunkan daya cerna karbohidrat menjadi 85%. Manusia tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat selulosa mengikis dinding saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Tinggi rendahnya aktifitas seseorang, maka akan berbeda kebutuhan karbohidratnya. Bagi orang dewasa yang bekerja tidak terlalu berat, kebutuhan tubuh rata-rata akan karbohidrat antara 8 sampai 10 gram untuk tiap kilogram berat badan setiap hari.
2.1.4. Sumber Karbohidrat
Ada tiga macam sumber karbohidrat, yang pertama adalah sumber karbohidrat yang berasal dari makanan berserat yaitu buah-buahan dan sayur-sayuran, kemudian karbohidrat sederhana yang di dapat dari konsumsi gula dan yang terakhir adalah kompleks karbohidrat yang di dapat dari nasi, kentang, jagung, roti, dan lain-lain.
Sumber karbohidrat  adalah padi-padian (gandum dan beras) atau serealia, umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), jagung, kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olahan dari sumber karbohidrat adalah mie, bihun, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar  sayur dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada sayuran. Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber  karbohidrat yang banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas, dan sagu.
Ada pula jenis-jenis yang mengandung cukup banyak karbohidrat seperti pisang, sawo, nangka, sukun, dan kelewih. Berikut adalah tabel yang memperlihatkan beberapa jenis bahan makanan nabati dan hewani akan kandungan karbohidratnya.





No
Bahan Makanan
CHO g/100g
Bahan Makanan
CHO g/100g
1
Beras giling
78,9
Ayam
0
2
Bungkil
41,3
Daging sapi
0
3
Tahu (Sari kedele)
30,5
Hati sapi
6,0
4
Bungkil
65,0
Telur ayam
0,7
5
Kacang tanah
62,9
Telur bebek
0,8
6
Kacang bogor
34,8
Ikan bandeng
0
7
Kacang ijo
-
-
-
8
Kacang kedele kering
42,8
Ikan gabus
0
9
Kacang tanah kering
-
Kepiting
14,1
10
Terkupas
22,6
Kerang
3,6
11
Oncom
84,7
Teri bubuk
1,8
12
Sagu
1,6
-
-
13
Tahu
12,7
Klewek
54,2
14
Tempe
88,2
Buah sawo
22,4
15
Tapioka
-
Pisang
23,0
16
Bayam
6,5
Pepaya
12,2
17
Bawang putih
12,8
Salak
20,9
18
Daun mete muda
16,2
Nangka masak
27,6
19
Daun ketela (ubi jalar)
10,4
Mangga
17,2
20
Daun singkong
13,0
Durian
28,0
21
Daun kangkung
5,4
Cempedak
28,0

2.1.5. Penyakit Akibat Gangguan Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat diperhitungkan akan fungsinya sebagai penghasil energi. Jadi, yang menjadi dasar kebutuhan karbohidrat adalah jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh. Sedangkan kalori, terutama dihasilkan oleh karbohidrat lemak dan protein. Di Indonesia, 70-80% dari seluruh energi untuk keperluan tubuh berasal dari karbohidrat. Kekurangan atau kelebihan karbohidrat dapat pula menimbulkan berbagai gangguan atau penyakit.
a.    Kekurangan Kalori dan Protein (KKP)
Penyakit kekurangan kalori dan protein pada dasarnya terjadi karena defisiensi energi dam defisiensi protein, disertai susunan hidangan yang tidak seimbang. Penyakit KKP terutama menyerang anak yang sedang tumbuh, dan dapat pula menyerang orang dewasa, yang biasanya kekruangan makan secara menyeluruh. Bahan makanan pokok beras di Indonesia memberikan andil 70-80% dari total sehari-hari kebutuhan kalori. Kekurangan karbohidrat (kekurangan konsumsi) meningkatkan kebutuhan protein, akibatnya kekurangan kalori sekaligus kekurangan protein.
Penyakit KKP menyerang anak yang sedang tumbuh pesat (balita), terutama berusia 2-4 tahun. Beberapa gejala defisiensi energi, anak kelihatan kurus seolah-olah hanya tinggal kulit pembalut tulang. Muka berkerut seperti orang tua, kulit di dekat pantat juga tampak berlipat-lipat, mengenaskan kulit yang terlalu lebar untuk badan anak. Anak tergeletak pasif, apatis, tanpa respon terhadap keadaan sekitar, dan bila dipegang tidak terasa jariagan lemak subkutan di antara lipatan kulitnya.
Pada anak yang kekurangan protein (kwashiskor) ditemui gejala antara lain, anak apatis, rambut kepala halus dan jarang, rambut berwarna kemerahan, kusam tidak hitam mengkilap seperti pada anak sehat, rambut ini sering mudah dicabut tanpa terasa sakit oleh penderita. Kadang kala terdapat uban yang momperkuat diagnosa kwashiorkor. Bila KKP menyerang orang dewasa akan terlihat gejala berupa udema kelaparan, karena udema tampak menonjol pada bagian uonar penderita.
b.    Laktona Intoleraike (LI)
Ada orang sehat terutama anak-anak dan remaja yang tidak tahan bila minum susu, sehingga manyebabkan diare. Hal ini disebabkan kekurangan enzim laktase, pada usus halusnya, tidak mampu menguraikan laktosa (gula susu) memjadi gula, yang lebih sederhana. Ketidakmampuan usus halus mencerna laktosa ini ditandai dengan gejala kejang perut, diare, dan perut kembung jika minum susu.
Upaya yang ditempuh untuk mengatasi gangguan reaksi LI dengan penambahan enzin laktase pada susu dengan hamil olahannya seperti yoghurt, keju, dan mentega. Ini penting dilakukan karena susu merupakan makanan yang padat gizi dan penting dikonsumsi. LI merupakan gangguan metabolik yang berkaitan dengan adanya laktosa. Laktosa dalam saluran cerna, dipecah oleh kerja enzim laktase menjadi gluksa dan galaktosa. Pada keadaan LI, tubuh mengalami defisiensi enzin laktase.


c.    Gula Darah
Glukosa dijumpai dalam peredaran darah, berfungsi sebagai penyedia energi bagi otot dan jaringan tubuh. Dalam keadaan normal kadar glukosa darah berkisar antara  60-120 at/100 ale. Kadar glukosa melebihi normal disebut hiperglikemi, yaitu kelebihan kadar gula dalam darah. Keadaan sebaliknya disebut hipoglikemi, yaitu keadaam kadar gula darah di bawah normal.
Hiperglikemi dapat menyebabkan kehilangan kesadaran nomal, karena sistem susunan saraf pusat dan otak hanya dapat bekerja dengan mengasioil glukosa sebagai sumber tenaga. Pada keadaan demikian, harus segera diberi suntikan glukosa, untuk menormalkan fungsi otak.
d.   Kencing manis
Penyakit diabetes melitus atau kencing manis merupakan gangguan metabolik yang berkaitan glukosa. Para peneliti dan ilmuwan umumnya berpendapat dasar penyakit ini ialah defisiensi hormon insulin. Hormon ini dihasilkan dalam kelenjar pankreas dan mempunyai fungsi metabolisme glukosa.
Hormon insulin yang kurang berfungsi bisa karena memang simtomnnya yang tidak cukup, atau kepekaan sel target terhadap hormon itu yang menurun. Namun ada yang berpendapat hormonnya disintesa dalam jumlah cukup, tetapi mobilisasinya terhambat sehingga bertumpuk dalam bentuk inaktif dalan sel-sel otot. Banyak juga faktor lain yang ikut mempengaruhi timbulnya penyakit kencing manis.
Glukosa diubah insulin menjadi glikogen dalam sel hati maupun otot. Keadaan ini terjadi bila kadar glukosa dalam darah meningkat. Sebaliknya bila gula darah menurun, glikogen hati dimobilisasi sehingga kadar gula darah meningkat lagi. Glukosa juga dihasilkan deri beberapa metabolit oleh insulin dalam proses glukoneogenesis, khususnya metabolit hasil pemecahan lemak dan protein.
Insulin merupakan pengatur glukosa untuk masuk ke dalam sel target dan sel lain. Pada defisiensi insulin, glukosa tak dapat masuk ke dalam sel, sehingga konsentrasinya meningkat di luar sel, termasuk di dalam cairan darah, Namun timbunan glukosa itu tidak dapat dimanfaatkan sel yang memerlukan energi. Tumpukan glukosa itu kemudian dibuang melalui ginjal ke dalam urine sehingga air kencing meagandung gula yang disebut glukosuria.
Diabetes mellitus dapat ditangani dengan upaya diet, kegiatan fisik  dan otak. Jika penangannya cukup baik, penderita dapat menjalani kehidupan normal untuk jangka waktu cukup lama. Pada penderita sering dijumpai kelainan sampingan, terutama yang tidak dirawat dengan baik, misalaya kelainan retina (retiaepathia diabetica), kelainan kardiovaskuler dengan gejala penyumbatan pembuluh darah halus, kelainan ginjal dan kelainan hati. Bisa juga terjadi kelainan saraf yang disebut neorepathia diabetic.
Penyakit kencing manis dapat dikatakan suatu kelainan akibat kekurangan hormon insulin. Akibatnya, glukosa yang dikonsumsi tetap rendah dalam darah dan sukar menembus dinding sel untuk disimpan menjadi glikogen atau digunakan sebagai energi.  Pada penderita diabetes, kadar gula dapat mencapai 1.200 ol/dl, Keadaan ini hanya dapat diatasi dengan suntikan hormon insulin secara teratur dan pembatasan makanan atau diet yang ketat.
e.    Obesitas
Obesitas atau kegemukan adalala kelebihan gizi yang ditandai dengan adanya penimbunan lemak secara berlebihan dalan tubuh sehingga menaikkan berat badan. Kegemukan hanya dapat terjadi jika ada kelebihan energi karena berbagai sebab, antara lain kelebihan zat gizi, kelainan bagian otak tertentu, kelainan hormon endokrin, faktor keturunan, dan akibat pemakaian obat tertentu.
Kelebihan berat antara lain disebabkan ketidakseimbangan konsumsi kalori dengan kebutuhan energi, dimana konsumsi terlalu berlebihan dibanding kebutuhan energi. Kelebihan energi itu disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Pada keadaan normal, jaringan lemak itu ditimbun di beberapa tempat, diantaranya dalam jaringan subkutan dan dalam jaringan tirai khusus (ementum). Penimbunam lemak pada wanita memiserikan bentuk khas feminin, misalnya di daerah pinggul, daerah bahu, dan dada. Timbunan ringan lemak di daerah khusus itu sangat ditakuti dan dijauhi kaum wanita karena cukup sulit diatasi.
Penderita obesitas pada pria bila berat badannya 15% melebihi batas ideal sesuai umur, dan pada wanita melebihi 20%. Mereka merasa lebih cepat lelah, merasa gerah dan cepat berkeringat. Untuk menurunkan  panas badannya itu, organ tubuh dipaksa bekerja lebih berat karena membawa kelebihan berat badan. Penderita juga punya kecenderungan lebih mudah membuat kekeliruan dalam bekerja dan tentu lebih mudah mendapat kecelakaan. Selain berisiko besar terhadap kesehatan juga kurang indah dipandang. Istilah karbohidrat semula timbul karena analisis dari beberapa gula menghasilkan senyawa dengan rumus empiris CH2O sehingga rumus molekulnya Cx(H2O)y. misalnya, glukosa (C6H12O6) diartikan sebagai C6(H2O)6 sehingga para ilmuan menyimpukan bahwa gula adalah karbon terhidrat yang disebut  karbohidrat.

2.2.       Protein
Istilah protein barasal dari bahasa Yunani yaitu proteis, yang berarti “pertama”. Istilah itu pertama kali digunakan pada tahun 1838. Dalam kehidupan, fungsi protein sangat penting. Misalnya, semua enzim tumbuhan dan hewan merupakan protein. Bersama lipida dan tulang, protein membentuk rangka tubuh. Selain itu, protein juga membentuk otot, antibodi, hemoglobin dan berbagai hormon.
Protein merupakan polimer dari sekitar 20 asam -amino. Massa molekul relatifnya adalah sekitar 6.000 hingga beberapa juta. Unsur utama penyusun protein adalah C, H, O, dan N. beberapa protein mengandung unsur belerang (s). fosforus (p), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), dan iodin (I). pada akhir tahun 1800, unit protein terkecil yang berupa asam -amino berhasil didefinisikan.
Secara struktur asam amino digambarkan sebagai berikut : Karbon OR-CH-C NH2 OH; Asam amino berbeda dalam gugus alkoholnya; dan asam amino Sebagai ion dipolar. Asam amino memiliki sebuah gugus asam karboksilat dan gugus amino dalam sebuah molekul. Akibatnya suatu asam amino mengalami reaksi asam-basa untuk membentuk ion dipolar, yaitu suatu ion yang memiliki muatan positif dan negatif. Ion dipolar memiliki sebuah muatan positif dan muatan negative sehingga muatan listrik netral. Ion dipolar bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan asam dan asam. Sifat itu disebabkan karena adanya muatan positif dan negatif.
2.2.1. Klasifikasi Asam Amino berdasarkan Rantai Samping
Berdasarkan rantai sampingannya, asam amino dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
a.    Asam amino netral
Asam amino netral dibedakan menjadi asam amino polar dan asam amino nonpolar. Asam amino netral yang bersifat polar ada enam, yaitu asparagin, sistein, glutamin, serin, trenoin dan tirosin. Asam amoni polar ini terjadi karena rantai cabangnya mengandung gugus polar, misalnya -OH. Karena sifatnya yang polar, maka asam amino ini larut dalam air. Asam amino netral nonpolar ada sembilan yaitu alanin, glisin, isolevsin, levsin, metionin, fenilalanin, prolin, triptofan, dan valin. Empat dari Sembilan asam amino ini yaitu alanin, valin, levsin, dan isolevin memiliki rantai karbon.
2.2.2. Sifat-sifat Protein
Protein sangat sukar dimurnikan karena terdapat dalam bentuk kompleks bersama dengan lemak, karbohidrat, dan campuran protein lainnya. Faktor lain yang membuat sukar dimurnikan adalah protein sangat mudah rusak oleh panas, asam, basa, dan pelarut organik. Pada tahun 1940, protein mulai dapat dipisahkan dan dimurnikan sehingga para ahli kimia dapat mempelajari urutan asam amino dari protein.
2.2.3. Klasifikasi Protein
Protein sederhana merupakan protein yang terdiri atas amino tanpa ada gugus kimia lain, misalnya, enzim ribonuklease. Protein kompleks merupakan protein-protein yang mengandung gugus kimia lain yang disebut gugus prostetik protein kompleks lainnya adalah nukleoprotein, mukoprotein, dan lipoprotein.
Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai kataisator brokimia. Hampir semua reaksi organik dapat dikatalisis oleh enzim. Aktivitas enzim bergantung pada ketahanan struktur sekunder, tersier, dan kuarter. Suatu enzim merupakan protein elips yang sisa asam amino polarnya ada bagian luar sehingga dapat dipastikan larutan dalam cairan tubuh.
Protein transport merupakan protein yang mengikat dan memindahkan molekul atau sel darah merah mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.
Protein natrium (penyimpan) adalah protein yang berfungsi mengubah energi kimia menjadi energi gerak. Misalnya, aktin dan myosin yang berperan dalam system kontraksi otot rangka.
Protein struktur adalah protein yang berperan dalam kekuatan struktur biologi atau perlindungan. Misalnya, kolagen (banyak terdapat pada rambut, kuku, bulu burung), fibrion (komponen utama pada serat surat dan jarring laba-laba).
Protein pertahanan (antibodi) adalah protein yang melindungi organisme terhadap serangan organisme lain (penyakit). Misalnya, imunoglobin atau antibodi yang dapat menetralkan protein asing dilepaskan oleh bakteri dan virus.




2.3.       Lemak
Istilah lemak berasal dari kata Yunani, yaitu lipos. Lemak adalah senyawa yang tidak larut dalam air sehingga dapat dipisahkan dari sel dan jaringan dengan pelarut nonpolar, misalnya dietil eter dan ktoroform.
Proses Pembentukan Lemak:
metabolisme kolesterol secara normal










2.3.1. Struktur dan Tata Nama Lemak dan Minyak
Struktur lemak pada umumnya memiliki perbedaan yang tidk mencolok. Misalnya, lemak daging dengan minyak jagung merupakan trimester yang terbentuk dari triagliserol dan asam karboksilat yang memiliki tiga rantai panjang dan disebut asam lemak. Senyawa trimester itu disebut triasigliserol atau trigliserida tanpa memperhatikan senyawa itu diambil dari lemak atau minyak.
CH2OHHOOCRCH2–Ooc–R
CHOH+HOOCR1-3OHCH–OOC–R1
Ch2OHHOOCR11CH2–OOC–R11
Gliserol asam  lemak suatu triasilqliserol
2.3.2. Klasifikasi Lemak
Berdasarkan asalnya, lemak dibedakan menjadi lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati biasanya disebut minyak, sedangkan lemak hewani biasanya disebut lemak. Lemak dan minyak dapat juga dibedakan berdasarkan wujudnya pada suhu kamar. Lemak wujud padat dan minyak berwujud cair pada suhu kamar. Lemak hewani menngandung banyak sterol yang disebut kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung firosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak dari hewan darat, seperti lemak sapi, lemak babi, lemak susu biasanya berwujud padat.
2.3.3. Sifat Fisik dan Kimia Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak memiliki sifat yang spesifik, yaitu memiliki gugus hidrokarbon hidrofob yang sangat banyak dan memiliki gugus hidrokarbon hidrofil yang sangat sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa lemak tidak larut dalam air, tetapi larut dalam larutan nonpolar. Minyak dan lemak terdiri atas berbagai macam trigliserida sehingga titik cairannya tidak tajam, tetapi merupakan suatu kisaran tertentu. Kekuatan ikatan antar radikal asam lemak mempengaruhi titik cairannya. Maka kuat ikatan antar molekul makin banyak panas yang diperlukan untuk mencairkannya. Contoh : Asam butirat dengan C = 14 titik cair = -7,9oC Asam sitrat dengan C = 18 titik cair = 64,5Oc  Lemak atau minyak dapat bereaksi dengan NaOH dan KOH membentuk sabun. Akibatnya, reaksi antar lemak atau minyak dengan NaOH atau KOH disebut reaksi peleburan.

2.4.       Asam Nukleat
Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan unit monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup dan bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetik, kemudian menerjemahkan informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi masing-masing sel. Asam nukleat jika unit-unit pembangunnya deoksiribonukleotida disebut asam deoksiribonukleotida (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit ribonukleotida disebut asam ribonukleotida (RNA). Asam nukleat juga merupakan senyawa majemuk yang dibuat dari banyak nukleotida. Bila nukleotida mengandung ribose, maka asam nukleat yang terjadiadalah RNA (Ribonucleic acid atau asam ribonukleat) yang berguna dalam sintesis protein. Bila nukleotida mengandung deoksiribosa, maka asam nukleat yang terjadi adalah DNA (Deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat) yang merupakan bahan utama pembentukan inti sel. Dalam asam nukleat terdapat 4 basa nitrogen yang berbeda yaitu 2 purin dan 2 pirimidin. Baik dalam RNA maupun DNA selalu ada purin, adenine dan guanine. Dalam RNA primidin selalu ada sitosin dan urasil, dalam DNA primidin selalu ada sitosin dan timin.
Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai nukleoprotein, yaitu gabungan antara asam nukleat dengan protein. Untuk memperoleh asam nukleat dari jaringan-jaringan tersebut, dapat dilakukan ekstraksi terhadap nukleoprotein terlebih dahulu menggunakan larutan garam IM. Setelah nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan atau dipecah menjadi protein-protein dan asam nukleat dengan menambah asam-asam lemah atau alkali secara hati-hati, atau dengan menambah NaCl hingga jenuh akan mengendapkan protein.
Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan enzim pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan asam triklorasetat, dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam campuran dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam nukleat itu mengandung pentosa, maka bila dipanasikan dengan asam sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini akan memberikan warna merah dengan anilina asetat atau warna kuning dengan p-bromfenilhidrazina. Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam suasana asam, DNA akan memberikan warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna untuk ribosa dan deoksiribosa dapat digunakan untuk keperluan identifikasi asam nukleat.
2.4.1. Jenis-jenis Asam Nukleat
Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid) atau asam ribonukleat. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein dan bersifat basa. Misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara protein dan asam nukleat disebut nucleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan polimer sepertiprotein tetapi unit penyusunnya adalah nukleotida. Salah satu contoh nukleutida asam nukleat bebas adalah ATP yang berfungsi sebagai pembawa energi.
2.4.2. Struktur DNA dan RNA
Asam nukleat biasanya tersusun atas DNA dan RNA yang terdiri dari monomer nukleotida, dimana nukleotida ini biasanya tersusun atas gugus fosfat, basa nitrogen, dan gula pentosa serta kelompok basa purin dan piridin seperti : adenine, guanine, sitosin, timin dan danurasil.
a.    DNA (Deoxyribonucleic acid)
Asam ini adalah polimer yang terdiri atas molekul-molekul deoksiribonukleotida yang terikat satu sama lain sehingga membentuk rantai polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat. Secara kimia DNA mengandung karakteristik/sifat sebagai berikut :
Ø Memiliki gugus gula deoksiribosa.
Ø Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A).
Ø Memiliki rantai heliks ganda anti paralel.
Ø Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan spesifik satu  dengan lain. Guanin selalu berpasangan dengan sitosin (G±C), dan adenidan adenin berpasangan dengan timin (A-T), sehingga jumlah guanin selalu sama dengan jumlah sitosin. Demikian pula adenin dan timin.
b.    RNA (Ribonukleat acid)
Asam ribonukleat adalah salah satu polimer yang terdiri atas molekul-molekul ribonukleotida. Seperti DNA, asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya ikatan antara atom C nomer 3 dengan atom C nomer 5 pada molekul ribose dengan perantaraan gugus fosfat. Meskipun banyak persamaannya dengan DNA, RNA mempunyai beberapa perbedaan dengan DNA yaitu : Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah deoksiribosa. Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk molekul RNA bukan heliksganda, tetapi berupa rantai tunggal yang terlipat sehingga menyerupai rantai ganda.
RNA mengandung basa adenin, guanin dan sitosin seperti DNA, tetapi tidak mengandung timin. Sebagai gantinya, RNA mengandung urasil. Dengan demikian bagian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa pirimidin DNA. Jumlah guanin adalah molekul RNA tidak perlu sama dengan Sitosin, demikian pula jumlah adenin tidak harus sama dengan urasil.
Ada tiga macam RNA, yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger RNA) dan rRNA (ribosomal RNA). Ketiga macam RNA ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda, tetapi ketiganya secara bersama-sama mempunyai peranan penting dalam sintesis protein.
Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat. Molekul nukleosida terdiri atas pentosa (deoksiribosa atau ribose) yang mengikat suatu basa (purin atau pirimidin). Jadi apabila suatu nukleoprotein dihidrolisis sempurna akan dihasilkan protein, asam fosfat, pentosa dan basa purin atau pirimidin. Rumus berikut ini akan memperjelas hasil hidrolisis suatu nukleoprotein. Pentosa yang berasal dari DNA ialah deoksiribosa dan yang berasal dari RNA ialah ribose. Adapun basa purin dan basa pirimidin yang berasaldari DNA ialah adenin, sitosin, dan timin. Dari RNA akan diperoleh adenin, guanin, sitosin dan urasil. Urasil terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk keto atau laktam dan bentuk enol atau laktim.
Pada PH cairan tubuh, terutama urasil terdapat dalam bentuk keto. Nukleosida terbentuk dari basa purin atau pirimidin dengan ribose atau deoksiribosa. Basa purin atau pirimidin terikat pada pentosa oleh ikatan glikosidik, yaitu pada atom karbon nomor 1. Guanosin adalah suatu nukleosida yang terbentuk dari guanin dengan ribosa. Pada pengikatan glikosidik ini sebuah molekul air yang dihasilkan terjadi dari atom hidrogen pada atom N-9 dari basa purin dengan gugus OH pada atomC-1 dari pentosa. Untuk basa pirimidin,gugus OH pada atom C-1 berikatan dengan atom H pada atom N-1.
Pada umumnya nukleosida diberi nama sesuai dengan nama basapurin atau basa pirimidin yang membentuknya. Beberapa nukleosida berikut ini ialah yang membentuk dari basa purin atau dari basa pirimidin dengan ribosa. Adenin nukleosida atau Adenosin; Guanin nukleosida atau Guanosin; Urasil nukleosida atau Uridin; Timin nukleosida atau Timidin; Sitosin nukleosida atau Sitidin.
Apabila pentose yang diikat oleh deoksiribosa, maka nama nukleosida diberi tambahan deoksi di depannya. Sebagai contoh “deoksiadinosin, deoksisitidin” dan sebagainya. Di samping lima jenis basa purin atau basa pirimidin yang biasa terdapat pada asam nukleat, ada pula beberapa basa purin dan basa pirimidin lain yang membentuk nukleosida. Hipoksantin dengan ribosa akan membentuk hipoksantin nukleosida atauinosin. DNA pada bakteri ternyata mengandung hidroksi metilsitosin.
Demikian pula tRNA (transfer RNA) mengandung derivat metalbasa purin atau basapirimidin,  misalnya 6-N-dimetiladenin atau 2-N-dimetilguanin. Dalam alam nukleosida terutama terdapat dalam bentuk ester fosfat yang disebut nukleotida. Nukleotida terdapat sebagai molekul bebas atau berikatan dengan sesama nukleotida membentuk asam nukleat. Dalam molekul nukleotida gugus fosfat terikat oleh pentosa pada atom C-5. Beberapa nukleotida lain ialah sebagai berikut :
Ø Adenin nukleotida atau Adenosinmonofosfat (AMP) (asamadenilat)
Ø Guanin nukleotida atau Guanosinmonofosfat (GMP) (asamguanilat)
Ø Hipoksantin nukleosida atau Inosinmonofosfat (IMP) (asaminosinat)
Ø Urasil Nukleotida atau Uridinmonofosfat (UMP) (asam uridilat)
Ø Sitidin nukleotida atau Sitidinmonofosfat (SMP) (asam sitidilat)
Ø Timin nukleotida atau Timidinmonofosfat (TMP) (asam timidilat)

2.5.       Enzim
2.5.1. Sejarah Enzim
Hal-hal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari sebagai satu jurusan tersendiri, tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.
Pada akhir tahun 1700-an dan  awal tahun 1800-an, pencernaan daging oleh sekresi perut dan konversi pati menjadi gula oleh ekstrak tumbuhan dan ludah telah diketahui. Namun, mekanisme bagaimana hal ini terjadi belum diidentifikasi. Pada abad ke-19, ketika mengkaji fermentasi gula menjadi alkohol oleh ragi, Louis Pasteur menyimpulkan bahwa fermentasi ini dikatalisasi oleh gaya dorong vital yang terdapat dalam sel ragi, disebut sebagai "ferment", dan diperkirakan hanya berfungsi dalam tubuh organisme hidup. Ia menulis bahwa "fermentasi alkoholik adalah peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan dan organisasi sel ragi, dan bukannya kematian ataupun putrefaksi sel tersebut."Pada tahun 1878, ahli fisiologi Jerman Wilhelm Kühne (1837-1900) pertama kali menggunakan istilah "enzyme", yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "dalam bahan pengembang" (ragi), untuk menjelaskan proses ini. Kata "enzyme" kemudian digunakan untuk merujuk pada zat mati seperti pepsin, dan kata  ferment digunakan untuk merujuk pada aktivitas kimiawi yang dihasilkan oleh organisme hidup.
Pada tahun 1897, Eduard Buchner memulai kajiannya mengenai kemampuan ekstrak ragi untuk memfermentasi gula walaupun ia tidak terdapat pada sel ragi yang hidup. Pada sederet eksperimen di Universitas Berlin, ia menemukan bahwa gula difermentasi bahkan apabila sel ragi tidak terdapat pada campuran. Ia menamai enzim yang memfermentasi sukrosa sebagai "zymase" (zimase). Pada tahun 1907, ia menerima penghargaan nobel dalam bidang kimia atas riset biokimia dan penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya. Mengikuti praktek Buchner, enzim biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang dikatalisasi oleh enzim tersebut. Umumnya, untuk mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran -ase ditambahkan pada nama substrat enzim tersebut (contohnya : laktase merupakan enzim yang mengurai laktosa) ataupun pada jenis reaksi yang dikatalisasi (contoh : DNA polimerase yang menghasilkan polimer DNA).
Penemuan bahwa enzim dapat bekerja diluar sel hidup mendorong penelitian pada sifat-sifat biokimia enzim tersebut. Banyak peneliti awal menemukan bahwa aktivitas enzim diasosiasikan dengan protein, namun beberapa ilmuwan seperti Richard Willstätter berargumen bahwa protein hanyalah bertindak sebagai pembawa enzim dan protein sendiri tidak dapat melakukan katalisis. Namun, pada tahun 1926, James B. Sumner berhasil mengkristalisasi enzim urease dan menunjukkan bahwa ia merupakan protein murni. Kesimpulannya adalah bahwa protein murni dapat berupa enzim dan hal ini secara tuntas dibuktikan oleh Northrop dan Stanley yang meneliti enzim pencernaan pepsin (1930), tripsin, dan kimotripsin. Ketiga ilmuwan ini meraih penghargaan Nobel tahun 1946 pada bidang kimia.
Penemuan bahwa enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya mengijinkan struktur enzim ditentukan melalui kristalografi sinar-X. Metode ini pertama kali diterapkan pada lisozim, enzim yang ditemukan pada air mata, air ludah, dan telur putih, yang mencerna lapisan pelindung beberapa bakteri. Struktur enzim ini dipecahkan oleh sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh David Chilton Phillips dan dipublikasikan pada tahun 1965. Struktur lisozim dalam resolusi tinggi ini menandai dimulainya bidang biologi struktural dan usaha untuk memahami bagaimana enzim bekerja pada tingkat atom.
2.5.2. Pengertian Enzim
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi  dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
2.5.3. Tata Nama Enzim
Nama enzim sering kali diturunkan dari nama substrat ataupun reaksi kimia yang ia kataliskan dengan akhiran -ase. Misalnya : Enzim yang mengkatalisis pati (amilum ) diberi nama amilase. Enzim yang mengkatalisis lemak (lipos) diberi nama lipase. Enzim yang mengkatalisis protein diberi nama proteinase.
Enzim biasanya sangat spesifik terhadap reaksi yang ia kataliskan maupun terhadap substrat yang terlibat dalam reaksi. Bentuk, muatan dan katakteristik hidrofilik/hidrofobik enzim dan substrat bertanggung jawab terhadap kespesifikan ini. Enzim juga dapat menunjukkan tingkat stereospesifisitas, regioselektivitas, dan kemoselektivitas yang sangat tinggi.
Beberapa enzim yang menunjukkan akurasi dan kespesifikan tertinggi terlibat dalam pengkopian dan pengekspresiangenom. Enzim-enzim ini memiliki mekanisme “sistem pengecekan ulang”. Enzim seperti DNA polimerase mengkatalisasi reaksi pada langkah pertama dan mengecek apakah produk reaksinya benar pada langkah kedua. Proses dwi-langkah ini menurunkan laju kesalahan dengan 1 kesalahan untuk setiap 100 juta reaksi pada polimerase mamalia. Mekanisme yang sama juga dapat ditemukan pada RNA polimerase, aminoasilt RNA sintetase dan ribosom.
Beberapa enzim yang menghasilkan metabolit sekunder dikatakan sebagai "tidak pilih-pilih", yakni bahwa ia dapat bekerja pada berbagai jenis substrat yang berbeda-beda. Diajukan bahwa kespesifikan substrat yang sangat luas ini sangat penting terhadap evolusi lintasan biosintetik yang baru. Model "kunci dan gembok". Enzim sangatlah spesifik. Pada tahun 1894, Emil Fischer mengajukan bahwa hal ini dikarenakan baik enzim dan substrat memiliki bentuk geometri yang saling memenuhi. Hal ini sering dirujuk sebagai model "Kunci dan Gembok". Manakala model ini menjelaskan kespesifikan enzim, ia gagal dalam menjelaskan stabilisasi keadaan transisi yang dicapai oleh enzim. Model ini telah dibuktikan tidak akurat, dan model ketepatan induksilah yang sekarang paling banyak diterima.
Pada tahun 1958, Daniel Koshland mengajukan modifikasi model kunci dan gembok. Oleh karena enzim memiliki struktur yang fleksibel, tampak aktif secara terus menerus berubah bentuknya sesuai dengan interaksi antara enzim dan substrat. Akibatnya, substrat tidak berikatan dengan tampak aktif yang kaku. Orientasi rantai samping asam amino berubah sesuai dengan substrat dan mengijinkan enzim untuk menjalankan fungsi katalitiknya. Pada beberapa kasus, misalnya glikosidase, molekul substrat juga berubah sedikit ketika ia memasuki tapak aktif. Tapak aktif akan terus berubah bentuknya sampai substrat terikat secara sepenuhnya, yang mana bentuk akhir dan muatan enzim ditentukan.


BAB III
PENUTUP

3.1.       Kesimpulan
Secara sederhana, penggolongan karbohidrat dapat ditulis sebagai berikut :
Ø Polisakarida (> 10 unit sakarida)
Ø H2O Karbohidrat Olisakarida (2-10 unit sakarida)
Ø H2O Monosakarida (satu unit sakarida)
Sifat monosakarida yaitu bersift optis aktif, oksidasi, dan reduksi. Polisakarida adalah polinus yang terbentuk dari pengulangan monosakarida dengan ikatan glikosida.
Dalam kehidupan, fungsi protein sangat penting misalnya, semua tumbuhan dan hewan merupakan protein. Protein transpor merupakan protein yang mengikat dan memindahkan molekul atau ion yang spesifik. Protein pengatur adalah protein yang berfungsi mengatur aktivtas fisiologi. Berdasarkan asalnya, lemak dibedakan menjadi lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati bisa disebut minyak, sedangkan lemak hewani bisa disebut lemak. Kerusakan yang utama dari lemak dan minyak adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses ketengikan. Shortening merupakan lemak padat yang memiliki sifat plastis dan kestabilan tertentu, umumnya berwarna putih sehingga disebut mentega putih.

3.2.       Saran
Kami sebagai penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Kami juga menyadari masih banyak kekurangan di dalam makalah yang kami buat. Untuk itu kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan maupun kekurangan di dalam makalah ini. Sebagai bahan perbaikan kami meminta kritik maupun saran kepada para pembaca agar menjadi pertimbangan dalam penulisan makalah selanjutnya.









                                                         DAFTAR PUSTAKA
Nugrohadi Saprono, Martono. 2006. Kimia SMA/Ma kelas XII. Surakarta: Nrimakarya.
http;//id.wikepedia.org/wiki/karbohidrat
http;//id.wikepedia.org/wiki/lemak
http;//id.wikepedia.org/wiki/protein

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Proverawati, A dan Kusumawati, E. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Keseshatan, Nuha Medika, 2011. Sediaoetama, A.D. Ilmu Gizi, Dian Rakyat, 2000.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar