Rabu, 21 September 2016

Tehnik Pembibitan Lidah buaya (Aloe Vera)

BAB I. PENDAHULUAN
   A.    Latar Belakang
Krisis ekonomi yang melanda dunia terutama di Indonesia mengakibatkan issue back to nature di bidang pertanian, kedokteran dan farmasi menjadi sangat populer dan menjadi pertimbangan dalam penyelesaian masalah di masyarakat. Gejala ini memunculkan ide-ide kreatif dalam upaya pemanfaatan tanaman menjadi bahanpengobatan alternative selain obat-obatan farmasi.Satu tanaman obat yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit serta dapatdigunakan untuk produk makanan seperti jus, manisan da lain – lain, Sehingga perludibudidayakan.
Beberapa keunggulan kompara-tif dari tanaman lidah buaya antara lain pemeliharaannya yang relatif mudah, produksi relatif lebih tahan lama dari pada produk hortikultura lainnya (tidak mudah busuk) dan gangguan hama/penyakit relatif kecil. Prospek pengusahaan tanaman ini juga ditun-jang dengan kenyataan bukti-bukti manfaat dan kegunaan lidah buaya yang sangat luas serta permintaan pasar yang cukup besar  terhadap komoditas tersebut.Lidah buaya mempunyai kan-dungan nutrisi yang cukup vitamin A, B1, B2, B3, B21, C E dan kandungan Choline, Inositol, dan Folic acid.Sedangkan kandungan mineralnya antara lain Calcium, Magnesium, Potassium, Sodium,Iron, Zinc, dan Chromium. Enzim yang terkandung dalam lidah buaya antara lain Amylase,Catalase, Cellulose, Carboxypeptidase, Carboxyhelolase, dan Brandykinase. Selain itulidah buaya mengandung Asam Amino yaitu Arginine, Asparagin, Asparatic Acid, Analine, Serine, Valine, Glutamat, Threonine, Glycine, Lycine, Yrozine, Proline,Histidine, Leucine, dan Isoliucine (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Kalimantan Barat, 1998).
Tanaman lidah buaya di negara maju seperti amerika, australia, dan negara eropadimanfaatkan sebagai bahan baku industri, makanan, minuman kesehatan. Berdasarkanpenelitian tanman lidah buaya diketahuai banyak mengandungzat-zat seperti enzim, asamamino, mineral, vitamin, polysakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagikesehatan.
Pada saat ini banyak sekali product-product terbaru yang ada di pasar-pasar.Hal itu  terjadi karena semakin banyaknya ide-ide yang muncul dari kalangan masyarakat bukan itu saja hal tersebut di pengaruhi oleh adanya peralatan –peralatan yang super canggih, apa saja bisa di sulap menjadi suatu barang yang unik dan bermanfaat , dan bisa menghasilkan banyak keuntungan, baik bagi konsumen maupun produsen. Banyak sekali usaha-usaha yang dilakukan masyarakat  mulai dari  usaha dalam bidang kesenian, pertanian, industri  hingga usaha-usaha yang menghasilkan banyak keuntungan dengan modal  yang  cukup minim. Kali ini kami akan membahas tentang usaha dalam bidang pertanian yaitu budidaya tentang tanaman lidah buaya ( aloevera ) dengan cara vertikultur.
Lidah buaya merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi di dengar , sejak zaman dahulu lidah buaya digunakan untuk banyak keperluan, terutama untuk bahan obat.pemanfaatan lidah buaya dalam negeri hingga saat ini sangat beragam mulai dari sebagai tanaman obat sampai industri makanan olahan. Minat masyarakat terhadap produk-produk berbahan dasar lidah buaya cukup baik sehingga peranan lidah buaya mendapat tempat cukup baik. Hal ini menjadi salah satu alasan penting mengenai pentingnya perbanyakan tanaman lidah buaya. Salah satu metode perbanyakan adalah dengan kultur jaringan bagian tanaman lidah buaya.
Dikarenakan lidah buaya perawatannya mudah dan juga banyak manfaatnya menurut kami lidah budaya cocok dibudidayakan oleh santri, dengan memanfaatkan lahan-lahan yang ada di sekitar pondok. Namun lahan yang ada di pondok memang tak seluas lahan-lahan yang dimiliki para pembudidaya tanaman-tanaman pada umumnya. Untuk itu kami akan membudidayakan tanaman lidah buaya ini secara vertikultur. Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa inggris vertical dan culture artinya system budidaya pertanian yang dilakukan secara vertical dan bertingkat.
Dari beberapa usaha yang kami lihat di internet lidah buaya mempunyai peran yang sangat menguntungkan  khususnya bagi produsen , karena dengan membudidayakan dan membuat  suatu product yang berasal dari lidah buaya tersebut bisa menghasilkan omset yang luar biasa hasilnya.
Disamping itu kami juga tertarik dengan usaha seorang pengusaha dari Pontianak yang menyulap lidah buaya menjadi sirup. Perhatian pengunjung tertuju pada produk lidah buaya yang ditampilkan stand Kota Pontianak.Dua hari pameran, transaksi di stand ini mencapai Rp 2 juta. “Pengunjung yang datang sangat antusias apalagi minuman lidah buaya menjadi daya tarik mereka untuk membeli. Padahal stok yang kita bawa ke sini cukup banyak, tapi ludes dibeli pengunjung," kata Wawa, penjaga stand Kota Pontianak ditemui di lokasi pelaksanaan MTQ Melawi.Untuk itu kami terispirasi membuat  minuman alami yang terbuat dari lidah buaya, karena disamping mempunyai  keuntungan bagi produsen , lidah buaya juga bermanfaat bagi konsumen. Apalagi bagi seorang santri , kami yakin minuman ini lebih menyehatkan  karena dari pengamatan kami  banyak santri yang mengkonsumsi minuman yang menurut kami tidak baik buat kesehatan mereka  bahkan bisa menyebabkan gangguan pada organ dalam tubuh mereka. Di sisi lain sirup lidah buaya juga cocok untuk minuman menjelang ramadhan, apalagi kami menetap di pondok kami yakin banyak santri” yang tertarik untuk  membeli sirup lidah buaya . Untuk itu proposal ini kami buat bertujuan untuk lebih menyehatkan  santri-santri, bukan santri saja tapi kehidupan masyarakat sekitar.

B.     Tujuan praktek lapangan
Tujuan umum
a.    Memperbanyak tanaman lidah buaya secara kultur jaringan untuk menghasilkanbibit dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat.
b.   Melatih mahasiswa dalam mengetahui dan menganalisis masalah dan mencarialternatif pemecahan masalah tersebut sesuai dengan teori yang pernah di terima di bangku kuliah.

C.    Metode
Metode yang di gunakan dalam praktek lapangan ini adalah:
1.      Observasi lapangan
Pengenalangan terhadap objek kegiatan,wawancara dengan petugas setempat,petani serta pihak lain dalam rangka untuk mendapatkan data data yang dijadikan bahan dalam penyusunan laporan ini.
2.      Study pustaka
Mempelajari literature litelatur untuk mendukung penulisan laporan.
















             BAB II. KEADAAN UMUM WILAYAH
A.    Aloe vera center (AVC)
Aloe Vera Center (AVC) merupakan unit usaha teknis daerah (UPTD) yang berkedudukan di bawah dinas pertanian, perikanan, kehutanan yang beralamat di jalan budi utomo nomor 29, Siantan Hulu Pontianak Utara dan memiliki uas 3.704 Ha. Pengembangan Aloe Vera Center mulai dirintis pada tahun 2001.Pengembangan dimulai dari kerjasama antara BPPT Departemen pertanian, dinas pertanian prov kalbar, dinas pertanian kota Pontianak serta dukungan dari pemerintah kota Pontianak dalam usaha pengembangan sentral budidaya tanaman lidah buaya (hortikultura). Penerapan di lapangan secara langsung bertujuan untuk komoditas unggulan serta pemanfaatkan sebagai daerah pusat agrobisnis di Pontianak Utara.
Kepedulian dari pemerintah kota Pontianak ini menujukan suatu kemajuan yang lebih baik dan lebih maju.pusat pengkajian dan pengembangan lidah buaya aloe vera center di resmikan secara langsung pada tanggal 21 juli 2002 oleh mentri riset dan teknologi Indonesia Ir. Hatta Rajassa dan walikota Pontianak.
Aloe vera sentral semakin dikenal oleh masyarakat luas bahkan sering juga mendapat kunjungan dari instansi instansi lain yang lain meninjau selain kemajuan AVC baik dari dalam pengembangan tanaman lidah,UPTD ini juga menjadi pusat pengembangan tanaman anggrek yang meliputi kultur jaringan anggrek yang dilakukan di laboratorium Aloe Vera Center dan pemeliharan  serta perawatan tanaman anggrek yang berpusat di orchid Center.

B.     Visi dan misi Aloe vera Center (AVC)
Aloe Vera Center (AVC)  memiliki visi yaitu menjadikan pusat pengkajian dan pengembangan lidah buaya nasional dalam rangka penangan mulai tumbuh komersialisai.AVC memiliki misi yaitu sebagai berikut:
1.      Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi budidaya dan pengembangan produk berbasis lidah buaya.
2.      Mewujudkan aloe vera center sebagai pusat informasi dan teknologi dan agrobisnis lidah buaya.
3.      Mewujudkan aloe vera center sebagai pusat pelatihan lidah buaya nasional berbasis lidah buaya.

C.    Struktur Organisasi Aloe Vera Center
Sebagian pusat pengkajian,penilitian pelatihan dan kegiatan lainnya. Struktur organisasi yang dapat mengkoordinir seluruh kegiatan beserta karyawannya  sehingga berjalan dengan baik.






































(Gambar 1. Struktur organisasi Aloe Vera Center.)
Berdasarkan struktur organisasi tersebut, setiap bagian mempenyai tugas tugas yang harus di laksankan. Tugas tugas tersebut sebagai berikut :
1.      Kepala dan pengelola
a.       membimbing dan mengarahkan staf.
b.      Melaporkan kegiatan kepada dinas pertanian perikanan kehutanan,kota Pontianak.
c.       Mencari upaya pemecahan masalah.
d.      Bertanggung jawab kepada kepala dinas pertanian perikanan,dan kehutanan kota Pontianak.
2.      Bagian Kasubbag TU
Melaksakan urusan TU,kepegawaian ,keuangan umum,keuangan dan rumah tangga serta pengelola asset UPTD agribisnis.
3.      Bagian laboratorium powder
a.       Mengelola laboratorium
b.      Mengatur jadwal kegiatan dalam laboratorium powder
4.      Bagian laboratorium kultur jaringan
a.       Mengelola laboratorium
b.      Mengatur jadwal kegiatan dalam laboratorium kultur jaringan.

D.    Deskripsi singkat tempat praktek
1.      Deskripsi geografis dan administrasi
Pusat pengkajian dan pengembangan aloe vera center terletak di jalan Budi Utomo No.29 kelurahan siantan hulu,kec.pontianak utara,kota Pontianak. Secara geografis Pontianak utara terletak antara 000224’ LU, 0005’37’ LS dan 1060 16’25’ BT dan 109023’04’BB.dengan ketinggian berkisar antara 0,10,-0,50 m di atas permukaan laut.
2.      Topologi
wilayah kecamatan Pontianak utara merupakan daeran dataran rendah dengan wilayah datar. Sebagian besar jenis tanah di wilayah ini adalah tanah gambut ( organosol) dan sisanya merupakan tanah gley humus (inseptiosol) yang banyak di wilayah Pontianak utara yakni 3.047 Ha dari luas gambut yang ada.

Tabel 2. Luas Wilayah Kecamatan Pontianak Utara.
Kelurahan
Luas
Persentase
Siantan Hulu
920
24,71
Siantan Tengah
1.370
36,80
Siantan Hilir
787
21,14
Batu Layang
645
17,35
Pontianak Utara
3.722
100
(Sumber: kantor camat Pontianak utara, 2006)

Tabel 3. Luas Dan Jenis Tanah Setiap Kecamatan
No
Kecamatan
Luas Wilayah(Ha)
Organosol
Gley Humus
Alluvial
1
Pontianak Utara
3.722
3.047
675
-
2
Pontianak Selatan
2.937
2.307
630
-
3
Pontianak Barat
3.245
163
367
2.715
4
Pontianak Timur
878
75
803
-

Jumlah
10.782
5.592
2.475
2.715

Luas Wilayah (Ha)
-
51,86
22,95
25,19
(sumber:bappeda kota Pontianak,2006)


3.      Iklim
Daerah Kalimantan Barat merupakan daerah yang beriklim tropis. Iklim tropis merupakan iklim yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman lidah buaya,sehingga lidah buaya dapat di produksi secara optimal.berdasarkan hasil pengamatan badan meteorology dan geofisika direktorat jendral perhubungan supadio Pontianak,menunjukan bahwa banyak curah hujan rata rata pertahun berkisar antara 200-350 milimeter/bulan:rata rata tekanan udara berkisar antara 1,010-1,012 milibar/bulan:rata rata penyinaran matahari berkisar antara 40-60% perbulan;kecepatan angin rata rata berkisar antara 4-5 knot.













BAB III . PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN

A.    Waktu dan Tempat
Praktek lapangan ini dilaksanakan dari tanggal 10 agustus 2015 sampai dengan 10 september 2015 di lokasi aloe vera center kecamatan Pontianak utara. Praktek lapangan ini lebih menitikberatkan pada pembibitan lidah buaya.

B.     Jenis Kegiatan
1.      Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan pengenalan lapangan,petugas dan lingkungan disekitar lokasi praktek lapangan.
2.      Pengumpulan Data
a.       Data Primer
Data primer diambil dari sumber langsung yakni:melalui pengenalan daerah atau melalui wawancara dan diskusi baik dengan petugas penyuluhan pertanian,petugas administrasi dan juga petani itu sendiri.
b.      Data Sekunder
Data sekunder diambil dalam rangka mendukung pemecahan masalah seperti monografi, iklim dan data aloe vera center serta data perkembangan wilayah kerja balai penyuluhan pertanian Pontianak utara.

C.    Kegiatan Praktek Lapangan
Jenis lidah buaya yang digunakan dalam teknik pembibitan ini adalah lidah buaya jenis A.v chenensis. lidah buaya ini berasal dari negeri tirai bamboo meskipun sebetulnyabukan tanaman asli. Lidah buaya ini berwarna hijau terang dengan bintik putih menyebar merata. Di setiap pelepah terdapat lapisan lilin tipis.pelepah bagian atas cendrung cekung.
Adapun kegiatan praktek lapangan di aloe vera center kecamatan Pontianak utara yaitu: untuk mengenal dan mengetahui bagaimana teknik pembibitan lidah buaya,sehingga diperoleh data data sebagai berikut:
1.      Persiapan Lahan
Pada lahan yang baru dibuka,maka pembersihan lahan adalah hal utama yang harus dilakukan lahan tersebut:meliputi pembersihan semak belukar,pembersihan tunggul.Pengelolaan tanah harus dilakukan dengan baik,karena tanaman ini menghasilkan akar dan menghasilkan tanaman baru yang banyak untuk tiap dahannya. Dengan  ukuran bedengan lebar 100 cm tinggi bedengan 30-40 cm.
2.      Pembibitan 
Pembibitan ada 2 cara yakni:
a.       Anakan
1)      Anakan yang telah cukup besar, berusia sekitar 1-2 bulan, dipisahkan dari tanaman induk (ditangkarkan). Anakan akan muncul dari tanaman induk pada usia 5-6 bulan. Penjarangan anakan ini sangat penting dilakukan agar tanaman lidah buaya dapat tumbuh besar.
2)      Pembibitan dari anakan dapat dilakukan di bedengan atau di polibag. Pembibitan di bedengan dapat dilakukan dengan membuat bedengan berukuran 1 - 1.5 m x 10 m atau menurut kebutuhan dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm. Bedengan harus benar-benar remah agar pertumbuhan akar bibit tidak terganggu. Bibit yang terganggu perkembangan akarnya akibat tanah yang keras tidak akan tumbuh berkembang. Sebelum ditanami bibit, bedengan ditaburi pupuk kandang sebanyak 20 – 40 kg (1 - 2 karung) per bedeng dan diaduk secara merata. Penaburan kapur pertanian dianjurkan untuk mengurangi serangan cendawan. Penambahan urea sebanyak 7,5 kg per bedeng bisa dilakukan untuk merangsang pertumbuhan bibit.
3)      Sedangkan pembibitan di polibag, bisa dilakukan dengan media tanah dicampur pupuk kandang 1 : 1 atau 1 : 2 dan ditambahkan NPK 5 gram per polibag tiap dua minggu. Setelah itu polibag ditaruh di tempat yang cukup teduh namun masih terkena sinar matahari.
4)      Saat awal pembibitan merupakan tahap dimana kebutuhan air harus diperhatikan. Bibit mungkin akan berwarna kemerah - merahan karena belum beradaptasi dengan lingkungan. Dengan pengairan yang cukup, seminggu setelah pembibitan, bibit akan menunjukkan pertumbuhan normal / pulih dari stres lingkungan akibat pemisahan dari induk. Pengairan yang berlebihan harus dicegah karena bibit mudah busuk akibat serangan cendawan pada keadaan lembab. Bibit yang terserang cendawan sebaiknya dibuang agar tidak menular dan tanah disekelilingnya dibuang.
b.      Dengan Kultur Jaringan (In Vitro)
1)      Genotipe
Mempengaruhi pola pembentukan organ adventif dari kalus. Kemampuan membentuk tunas dan akar secara terpisah atau embryogenesis dari kalus berbeda antar famili maupun genera. Perbedaan pengaruh genetik ini disebabkan karena perbedaan kontrol genetik dari masing-masing varietas serta jenis kelamin tanaman induk.
2)      Poliploidi 
Dalam lingkungan lapang dapat kita perhatikan bahwa tanaman dengan poliploid lebih kecil mempunyai anakan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan tanaman yang mempunyai poliploid yang lebih besar. Fenomena tersebut ternyata terekspresikan juga di dalam kultur in vitro. Hal ini dikarenakan dalam pembelahan sel multiplikasi/duplikasi kromosom pada tanaman berploidi besar berlangsung lebih lama jika dibandingkan dengan tanaman yang mempunyai poloidi lebih kecil. 
3)      Perbedaan daya regenerasi dan multiplikasi (diferensiasi) antara tanaman dikotil dan monokotil dalam kultur in vitro.
Pada tanaman dengan jenis dikotiledonae akan lebih mudah berdiferensiasi daripada tanaman monokotiledon.. Pada tanaman dikotiledon biasanya mempunyai titik tumbuh yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan tanaman monokotiledon. Oleh karena itu, apabila jaringan tanaman monokotil jika dikulturkan akan terdiferensiasi lebih lambat karena jaringan yang bersifat meristemoidnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan tanaman dikotil. 
4)      ZPT dan Hormon
O hormon merupakan suatu senyawa alami dalam tubuh tanaman yang berfungsi sebagai pengatur pertumbuhan. O ZPT merupakan senyawa analog dengan hormon yang ditambahkan dari luar untuk mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3.      Pembibitan
Tanaman lidah buaya berbatang pendek dan tersembunyi di dalam tanah. Pada bagian inilah muncul anakan yang bergerombol mengelilingi tanaman induk. Anakan yang layak dijadikan bibit berukuran kira kira sebesar ibu jari dengan panjang 10-20 cm dan umurnya kurang lebih 4 bulan.Tanaman induk penghasil bibit ini dipelihara secara khusus pada bedengan atau pot pot agar menghasilkan anakan anakan lebih banyak.Apabila sudah muncul anakan sebesar ibu jari dapat segera dipotong untuk dipindahkan ke lahan yang telah di siapkan.
4.      Jarak Tanam
Jarah tanam yang biasanya digunakan untuk penanaman dengan sistem baris tunggal adalah 60 x 150 cm. jarak tanam ini menyesuaikan dengan panjangnya pelepah lidah buaya sehingga daunnya tidak bersentuhan,dengan maksud agar tidak menimbulkan luka pada pelepah yang dapat mengakibatkan terserangnya penyakit.
5.      Penanaman
Tanaman lidah buaya dapat ditanam pada setiap musim,tetapi penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau.Pada musim hujan kendalanya adalah tanaman lebih mudah terserang jamur,sedangkan pada musim kering tanaman terancam mati karena karena kekeringan. Saat penanaman sebaiknya dipilih pada pagi hari atau sore hari saat sinar matahari tidak terlalu terik untuk mengurangi kelayuan.
6.      Pemeliharaan
a.       Penyulaman
Selama dalam pemeliharaan ini apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya tidak baik harus segera diganti dengan tanaman baru yang sengaja ditinggalkan untuk penyulaman .agar tanaman baru tersebut dapat mengejar pertumbuhan tanaman lainnya maka pemupukan harus dilakukan 1-3 minggu setelah penanaman.
b.      Pemupukan
Cara pemupukan diberikan di sekeliling tanaman sebanyak 4 genggam untuk satu batang.Jenis pupuk yang gunakan antara lain urea,abu dan pupuk kandang.Pemupukan pertama dilakukan 2 bulan setelah tanam dan setelah itu biasanya urea diberikan 4 bulan sekali.
c.       Penyobekan
Pada umur 5-6 bulan tanaman sudah mulai mengeluarkan anakan dari batang yang tertanam dalam tanah. Anakan ini perlu disobek atau dipisahkan untuk dijadikan bibit.Selain itu bila dibiarkan anakan tersebut akan banyak tumbuh disekitar induknya sehingga menjadibeban bagi induknya.pertumbuhan induk akan menjadi terhambat dan kerdil penyobekan atau pemisahan anakan dari tanaman induk ini dilakukan dengan hati hati menggunakan pisau yang tajam.
7.      Pengendalian hama dan penyakit
a.      Gulma
Tanaman lidah buaya ditanam hingga beberapa bulan bahkan beberapa tahan, dengan daun yang tidak rimbun.Hal tersebut mengundang tumbuhnya beberapa gulma disekitar tanaman, maka perlu dilakukannya pengendalian gulma terhadap tanaman. Jenis gulma yang biasanya tumbuh dan merugikan ialah rumput teki, alang-alang, rumput gerinting, krokot dan lainnya. Gulma dapat dikendalikan mulai dari gulma masih kecil dengan cara mencabutnya secara langsungatau menggaguk atau mencangkulnya.Selain itu dapat pula memakai bahan kimia seperti herbisisda.
b.      Hama
Biasanya menyerang terhadap tanaman muda dan menyebabkan pertumbuhan pada tanaman terhambat. Cara mengendalikannya dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida.Bekicot biasanya merusak daun-daun tanaman.Pengendalian sejenis siput kecil ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkannya secara manual.Bekicot yang telah dikumpulkan dapat digunakan sebagai pakan ternak seperti bebek atau yang lainnya,atau dapat langsung dimusnahkan.Bekicot biasanya bertempat dan menyerang pada tempat yang lembab seperti pada semak.
c.       Penyakit
Untuk penyakit yang biasanya menyerang pada lidah buaya ialah jamur-jamur dapat menyebabkan pembusukan pada bagianj pangkal batang atau daun.Dampak dari serangan jamur ialah tanaman menjadi layu dan menjadi mati.Untuk mengendalikannya bisa melakukan pengatutan pada drainase tanah.Apabila tanaman yang terserang sudah parah,dapat dilakukan pemmusnahan tanaman dengan cara mencabunya dan membakarnya.Selain itu kalau belum parah dapat melakukan penyemprotan tanaman dengan menggunakan fungisida pada akar sebelum melakukan penanaman.
   8.      Panen
Tanaman lidah buaya dimanfaatkan getah lendirnya atau gel daun yang telah mengental. Oleh karena itu, pemungutan hasil dilakukan setelah produksi gelnya tinggi. Hal ini ditandai dengan ukuran pelepah daun yang besar, ketebalan pelepah daun sudah maksimal, dan daun berwarna hijau tetapi tidak tua. Bila daun telah tua kandungan gelnya berkurang.



BAB IV. PEMBAHASAN

Tanaman lidah buaya dewasa ini sudah mendapat perhatian yang cukup besar di mata petani,khususnya petani dipontianak utara yang memiliki prospek pasar yang menjanjikan untuk dikembangkan kearah agrobisnis. Hal ini dapat terlihatdari gunanya yang semakin beragam dan permintaan yang selalu meningkat.oleh sebab itu timbul permasalahan bagi petani di Pontianak utara dalam proses pemasaran dan pengolahan hasil lidah buaya di Pontianak belum terlalu berkembang. Selain itu masih terdapat hal lain yang dijumpai petani dilapangan mengenai faktor pengganggu tanaman lidah buaya ini seperti serangan hama dan penyakit sehingga sampai sekarang menjadi perhatian bagi petani dipontianak utara khususnya petani lidah buaya.
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam teknik pembibitan lidah buaya,hal tersebut antara lain:

A.    Syarat Tumbuh Lidah Buaya
Tanaman lidah buaya tahan terdapat segala unsur iklim, yaitu suhu, curah hujan, dan sinar matahari. Tanaman ini juga tahan kekeringan, dapat menyimpan air pada daunnya yang tebal, mulut daunnya tertutup rapat sehingga dapat mengurangi penguapan pada musim kering. Meskipun tanaman  menghendaki ditanam di tempat terbuka, tetapi di dalam ruangan yang sinar mataharinya kurang pun dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, tanaman ini terdapat di mana-mana, mulai dari Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia. Di daerah yang bersuhu antara 28°C-32°C,  tanaman ini dapat tumbuh dengan baik.Lidah buaya termasuk tanaman yang efisien dalam penggunaan air dan dapat tumbuh di daerah basah maupun kering. Kelemahan lidah buaya apabila ditanam di daerah basah dengan curah hujan tinggi adalah banyaknya serangan cendawa, terutama Fusarium sp. yang menyerang pangkal daun.
1.       Ketinggian Tempat
Lidah buaya dapat tumbuh mulai dari daerah dataran rendah sampai daerah pegunungan. Daya adaptasinya tinggi sehingga tempat tumbuhnya menyebar di seluruh dunia, mulai daerah tropika sampai daerah subtropika. Di dataran tinggi tanaman ini dapat menghasilkan bunga.Sementara itu, di Amerika dan Australia tanaman ini sudah diusahakan secara besar-besaran pada lahan kering.
Tanah yang dikehendaki lidah buaya adalah tanah subur, kaya bahan organik, dan gembur. Kesuburan tanah pada lapisan olah sedalam 30 cm sangat diperlukan karena akarnya pendek. Apabila tanaman ditanam di daerah yang bertanah mineral maupun tanah organik, agar dapat tumbuh dengan baik diperlukan tambahan pupuk. Di Kalimantan Barat, tanaman tumbuh baik di daerah bertanah gambut yang pH-nya rendah. Pemberian pupuk kandang dan abu menyebabkan tanaman memberikan hasil yang cukup baik. Meskipun demikian, pH ideal untuk tanaman lidah buaya adalah 5,5 – 6. Tanah yang terlalu asam dapat mengakibatkan tanaman lidah buaya keracunan logam berat, sehingga ujung-ujung daun menjadi kuning seperti terbakar, pertumbuhan terhambat, dan jumlah anakan berkurang. Agar tanah seperti ini bisa ditanami lidah buaya, para petani membuat galengan-galengan kecil atau bedengan, sehingga sirkulasi air dan udara selalu dalam keadaan baik untuk tanaman.Tanah berpasir perlu diberi pupuk organik. Bila lidah buaya ditanam di tanah berpasir, produksi gelnya sangat rendah dan daunnya kecil-kecil. Tanah yang terlalu padat perlu digemburkan atau diberi pupuk kandang agar lebih gembur dan dapat menyerap air.

B.     Pengolahan Tanah Gambut
Tanaman lidah buaya di kecamatan Pontianak utara di usahakan dan dibudidayakan oleh petani pada lahan gambut.sebagaimana diketahui bahwa jenis tanah gambut mempunyau ciri-ciri yang merugikan antar lain tingkat kemasaman yang tinggi (pH rendah), banyak mengandung air bawah dan dapat menghambat ketersediaan unsur unsur hara yang diperlukan tanaman dan lain lain.
Maka dalam pengolahan lahan gambut secara maksimal untuk lidah buaya ada beberapa tahapan yang harus dilakukan sehingga lahan siap di Tanami,yakni:
1.      Membuat saluran drainase keliling dengan ukuran lebar 60-80 cm dan kedalaman antara 100-12cm,selanjutnya dibuat saluran drainase memotong (30-40) dari saluran keliling dengan ukuran 40-50cm dan kedalaman 75-100 cm.
2.      Membersihkan lahan dari rumput atau alang alang dan tunggul tunggul dengan cara ditebas atau dicabut,biarkan beberapa hari dan setelah kering kemudian dibakar.
3.      Tanah dibiarkan 2-3 hari untuk menghilangkan asap pembakaran terutama gas C02.
4.      Pembuatan bedengan sesuai anjuran lebar 100-120 cm,tinggi bedengan 30-40cm dan panjang yang baik maksimum 10 m.bedengan tersebut di biarkan berjamur kurang lebih 14-16 hari.
5.      Selanjutnya diolah kembali bersamaan dengan pemberian abu/dolomit 2-3 kg per bedengan,dapat dilakukan dengan cara ditabur atau dimasukkan ke dalam lubang tanaman.setelah dibiarkan kurang lebih 7 hari,bedengan diratakan kembali dan lahan siap untuk ditanam.

C.     Penyediaan bibit (pendederan)
Spesies tanaman lidah buaya di Kalimantan Barat adalahAloe vera(L).Seperti yang telah dikemukakan terdahulu, pengadaan bibitnya diperoleh hanya dengan memisahkan dan mengumpulkan anakannya yang tumbuh (5-8 batang) di sekeliling tanaman induknya, berukuran kira-kira sebesar ibu jari. Anakan tersebut kemudian didederkan terlebih dahulu di pesemaian beratap hingga didapatkan bibit yang selanjutnya diseleksi ukurannya untuk mendapatkan yang berukuran seragam dan memenuhi syarat (3-4 minggu di pesemaian,tinggi bibit 10-20 cm). Pupuk kandang atau kompos biasanya digunakan untuk menyiapkan bedengan pesemaian yang subur.
Pemeliharaan semaian dilakukan dengan seksama, di antaranya dengan melakukan penyiraman dan pengendalian hama-penyakit, dan gulmanya apabila diperlukan. Petani dapat pula menyiapkan kebun lidah buaya yang khusus untuk sumber anakan. Polibag pun bisa digunakan untuk menggantikan bedengan pesemaian. Bibit lidah buaya dapat pula diperoleh dengan menggunakan stek batang. Namun, karena batang tanaman ini pendek, tidak banyak bibit yang dapat dihasilkan dari stek tersebut. Bibit dapat pula diperoleh dari anakan yang tumbuh di sekitar tanaman hasil peremajaan, yakni yang dipotong batangnya setinggi permukaan tanah.

D.    Pemupukan Tanaman
Pemupukan dilakukan dengan dosis berdasarkan unsure tanaman dan diberikan dengan kontinyu pada waktu yang telah ditentukan.secara rinci pelaksanaan pemupukan tanaman lidah buaya, sebagai berikut:
1.       Pupuk Dasar
Diberikan 3-4 hari sebelum tanam terdiri dari:
a.       Pupuk kandang = 200 gr/pohon
b.      Pupuk Ure a      = 20   gr/pohon
c.       Pupuk TSP        = 10   gr/pohon
d.      Pupuk KCL      =  10   kg/pohon
e.       Abu Tanaman   = 25    gr/pohon
2.       Pupuk susulan tahun 1
Pupuk ini mulai diberikan pada unsure tanaman 1,5-2 bulan setelah tanam,terdiri dari:
a.       Pupuk Urea  =  20  gr/pohon
b.      Pupuk TSP   = 10  gr/pohon
c.       Pupuk KCL = 10  gr/pohon

(selanjutnya diberikan setiap 2 bulan sekali)
Sedangkan untuk pupuk dan abu diberikan setiap 24 minggu sekali (6 bulan sekali)   dengan dosis:
a.       Pupuk kandang  = 250 gr - 300 gr/ tanaman.
b.      Abu Tanaman     = 30 gr - 50 gr/tanaman.















BAB V. PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tanaman Aloe Vera sudah dikenal sejak empat abad sebelum masehi. Turunan yang tergolong Famili Liliaceace ini merupakan salah satu jenis tanaman hias yang banyak digunakan masyarakat sebagai bahan baku obat,penyubur rambut serta untuk merawat kulit dan kegunaan lainya dan dimanfaatkan sebagai bahan baku pangan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berhubungan dengan teknik pembibitan lidah buaya yaitu: mengenai syarat tumbuh tanaman aloe vera pengolahan tanah gambut,penyediaan bibit serta pemupukkan tanaman.
Syarat tumbuh lidah buaya ini tergantung pada kisaran kondisi iklim yang relatif luas seperti suhu,curah hujan,sinar matahari yang membantudalam proses fotosintesis, selain itu ketinggian tempat.
Pengolahan tanah gambut secara maksimum untuk tanaman lidah buaya mempunyai beberapa tahapan yang harus dilakukan, seperti membuat saluran drainase, membersihkan lahan, pembuatan bendungan, penggarapan dan pemupukan.
Pembibitan lidah buaya dilakukan pada tempat yang khusus yang menghasilkan bibit bedengan dan dengan perlakuan yang khusus pula seperti yang telah dianjurkan, sehingga deperoleh bibit yang baik dan sehat.



B.     Saran
1.      Untuk memperoleh produksi yang maksimal maka lidah buaya terus dikembangkan serta perlu diperbaiki pembudidayaannya dengan penerapan teknologi yang ada.
2.      Perlu ditingkatkan keahlian dan kemampuan sumber daya petani yang ada di wilayah kerja penyuluhan pertanian siantan hulu kecamatan Pontianak utara.

















DAFTAR PUSTAKA

Dinas
         Urusan Pangan Kota Pontianak, 2001, profil agribisnis Aloe Vera Linn,
Pontianak.
Furnawathi,
           Irni. 2001. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Depok; Agromedia Pustaka.
Majalah
          Trubus Wisma hijau Jln.Raya Bogor KM.30,Mekarsari Cimanggis,Depok.
Nugroho,Arianto
dan Sugianto,Heru,2001,Pedoman Pelaksanaan Teknik Kultur Jaringan,      Penerbit penebar Swadaya,Jakarta
Rostita. 2008.
Sehat Cantik dan Penuh Vitalitas Berkat Lidah Buaya. Bandung; Qanita PT. Mizan Pustaka.
Sudarto, Yudo. 1997.
Tanaman Hias Lidah Buaya. Yogyakarta; Kanisius.









          

DOKUMENTASI
Pembibitan secara kultur jaringan (in vitro)A

Pembibitan dengan cara anakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar