BAB
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Krisis
ekonomi yang melanda dunia terutama di Indonesia mengakibatkan issue back to nature di bidang
pertanian, kedokteran dan farmasi menjadi sangat populer dan menjadi
pertimbangan dalam penyelesaian masalah di masyarakat. Gejala ini memunculkan ide-ide
kreatif dalam upaya pemanfaatan tanaman menjadi bahanpengobatan alternative
selain obat-obatan farmasi.Satu tanaman obat yang berkhasiat menyembuhkan
berbagai penyakit serta dapatdigunakan untuk produk makanan seperti jus,
manisan da lain – lain, Sehingga perludibudidayakan.
Beberapa
keunggulan kompara-tif dari tanaman lidah buaya antara lain pemeliharaannya
yang relatif mudah, produksi relatif lebih tahan lama dari pada produk
hortikultura lainnya (tidak mudah busuk) dan gangguan hama/penyakit relatif
kecil. Prospek pengusahaan tanaman ini juga ditun-jang dengan kenyataan
bukti-bukti manfaat dan kegunaan lidah buaya yang sangat luas serta permintaan
pasar yang cukup besar terhadap
komoditas tersebut.Lidah buaya mempunyai kan-dungan nutrisi yang cukup vitamin
A, B1, B2, B3, B21, C E dan kandungan Choline, Inositol, dan Folic
acid.Sedangkan kandungan mineralnya antara lain Calcium, Magnesium, Potassium,
Sodium,Iron, Zinc, dan Chromium. Enzim yang terkandung dalam lidah buaya antara
lain Amylase,Catalase, Cellulose, Carboxypeptidase, Carboxyhelolase, dan
Brandykinase. Selain itulidah buaya mengandung Asam Amino yaitu Arginine,
Asparagin, Asparatic Acid, Analine, Serine, Valine, Glutamat, Threonine, Glycine,
Lycine, Yrozine, Proline,Histidine, Leucine, dan Isoliucine (Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Propinsi Kalimantan Barat, 1998).
Tanaman
lidah buaya di negara maju seperti amerika, australia, dan negara
eropadimanfaatkan sebagai bahan baku industri, makanan, minuman kesehatan.
Berdasarkanpenelitian tanman lidah buaya diketahuai banyak mengandungzat-zat
seperti enzim, asamamino, mineral, vitamin, polysakarida dan komponen lain yang
sangat bermanfaat bagikesehatan.
Pada saat ini banyak sekali
product-product terbaru yang ada di pasar-pasar.Hal itu terjadi karena semakin banyaknya ide-ide yang
muncul dari kalangan masyarakat bukan itu saja hal tersebut di pengaruhi oleh
adanya peralatan –peralatan yang super canggih, apa saja bisa di sulap menjadi
suatu barang yang unik dan bermanfaat , dan bisa menghasilkan banyak keuntungan,
baik bagi konsumen maupun produsen. Banyak sekali usaha-usaha yang dilakukan
masyarakat mulai dari usaha dalam bidang kesenian,
pertanian, industri hingga usaha-usaha yang menghasilkan banyak
keuntungan dengan modal yang cukup minim. Kali ini kami
akan membahas tentang usaha dalam bidang pertanian yaitu budidaya tentang
tanaman lidah buaya ( aloevera ) dengan cara vertikultur.
Lidah buaya merupakan tanaman yang
sudah tidak asing lagi di dengar , sejak zaman dahulu lidah buaya digunakan
untuk banyak keperluan, terutama untuk bahan obat.pemanfaatan
lidah buaya dalam negeri hingga saat ini sangat beragam mulai dari sebagai
tanaman obat sampai industri makanan olahan. Minat masyarakat terhadap
produk-produk berbahan dasar lidah buaya cukup baik sehingga peranan lidah
buaya mendapat tempat cukup baik. Hal ini menjadi salah satu alasan penting
mengenai pentingnya perbanyakan tanaman lidah buaya. Salah satu metode
perbanyakan adalah dengan kultur jaringan bagian tanaman lidah buaya.
Dikarenakan lidah buaya perawatannya
mudah dan juga banyak manfaatnya menurut kami lidah budaya cocok dibudidayakan
oleh santri, dengan memanfaatkan lahan-lahan yang ada di sekitar pondok. Namun
lahan yang ada di pondok memang tak seluas lahan-lahan yang dimiliki para
pembudidaya tanaman-tanaman pada umumnya. Untuk itu kami akan membudidayakan
tanaman lidah buaya ini secara vertikultur. Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa inggris
vertical dan culture artinya system budidaya pertanian yang dilakukan secara
vertical dan bertingkat.
Dari beberapa usaha yang kami lihat
di internet lidah buaya mempunyai peran yang sangat
menguntungkan khususnya bagi produsen , karena dengan membudidayakan
dan membuat suatu product yang berasal dari lidah buaya tersebut
bisa menghasilkan omset yang luar biasa hasilnya.
Disamping itu kami juga tertarik
dengan usaha seorang pengusaha dari Pontianak yang menyulap lidah buaya menjadi
sirup. Perhatian pengunjung tertuju
pada produk lidah buaya yang ditampilkan stand Kota Pontianak.Dua hari pameran,
transaksi di stand ini mencapai Rp 2 juta. “Pengunjung yang datang sangat
antusias apalagi minuman lidah buaya menjadi daya tarik mereka untuk membeli.
Padahal stok yang kita bawa ke sini cukup banyak, tapi ludes dibeli
pengunjung," kata Wawa, penjaga stand Kota Pontianak ditemui di lokasi
pelaksanaan MTQ Melawi.Untuk itu kami terispirasi
membuat minuman alami yang terbuat dari lidah buaya, karena
disamping mempunyai keuntungan bagi produsen , lidah buaya juga
bermanfaat bagi konsumen. Apalagi bagi seorang santri , kami yakin minuman
ini lebih menyehatkan karena dari pengamatan
kami banyak santri yang mengkonsumsi minuman yang menurut kami
tidak baik buat kesehatan mereka bahkan bisa menyebabkan gangguan
pada organ dalam tubuh mereka. Di sisi lain sirup lidah buaya juga cocok untuk
minuman menjelang ramadhan, apalagi kami menetap di pondok kami yakin banyak
santri” yang tertarik untuk membeli sirup lidah buaya . Untuk itu
proposal ini kami buat bertujuan untuk lebih
menyehatkan santri-santri, bukan santri saja tapi kehidupan
masyarakat
sekitar.
B.
Tujuan
praktek lapangan
Tujuan umum
a. Memperbanyak
tanaman lidah buaya secara kultur jaringan untuk menghasilkanbibit dalam jumlah
banyak dalam waktu yang singkat.
b.
Melatih mahasiswa dalam mengetahui dan menganalisis
masalah dan mencarialternatif pemecahan masalah tersebut sesuai dengan teori
yang pernah di terima di bangku kuliah.
C.
Metode
Metode yang di gunakan
dalam praktek lapangan ini adalah:
1. Observasi
lapangan
Pengenalangan terhadap objek
kegiatan,wawancara dengan petugas setempat,petani serta pihak lain dalam rangka
untuk mendapatkan data data yang dijadikan bahan dalam penyusunan laporan ini.
2. Study
pustaka
Mempelajari literature litelatur untuk mendukung
penulisan laporan.
BAB II. KEADAAN UMUM WILAYAH
A.
Aloe
vera center (AVC)
Aloe
Vera Center (AVC) merupakan unit usaha teknis daerah (UPTD) yang berkedudukan
di bawah dinas pertanian, perikanan, kehutanan yang beralamat di jalan budi
utomo nomor 29, Siantan Hulu Pontianak Utara dan memiliki uas 3.704 Ha. Pengembangan
Aloe Vera Center mulai dirintis pada tahun 2001.Pengembangan dimulai dari
kerjasama antara BPPT Departemen pertanian, dinas pertanian prov kalbar, dinas
pertanian kota Pontianak serta dukungan dari pemerintah kota Pontianak dalam
usaha pengembangan sentral budidaya tanaman lidah buaya (hortikultura). Penerapan
di lapangan secara langsung bertujuan untuk komoditas unggulan serta
pemanfaatkan sebagai daerah pusat agrobisnis di Pontianak Utara.
Kepedulian
dari pemerintah kota Pontianak ini menujukan suatu kemajuan yang lebih baik dan
lebih maju.pusat pengkajian dan pengembangan lidah buaya aloe vera center di
resmikan secara langsung pada tanggal 21 juli 2002 oleh mentri riset dan
teknologi Indonesia Ir. Hatta Rajassa dan walikota Pontianak.
Aloe
vera sentral semakin dikenal oleh masyarakat luas bahkan sering juga mendapat
kunjungan dari instansi instansi lain yang lain meninjau selain kemajuan AVC
baik dari dalam pengembangan tanaman lidah,UPTD ini juga menjadi pusat
pengembangan tanaman anggrek yang meliputi kultur jaringan anggrek yang
dilakukan di laboratorium Aloe Vera Center dan pemeliharan serta perawatan tanaman anggrek yang berpusat
di orchid Center.
B.
Visi
dan misi Aloe vera Center (AVC)
Aloe
Vera Center (AVC) memiliki visi yaitu
menjadikan pusat pengkajian dan pengembangan lidah buaya nasional dalam rangka
penangan mulai tumbuh komersialisai.AVC memiliki misi yaitu sebagai berikut:
1. Melaksanakan
pengkajian dan penerapan teknologi budidaya dan pengembangan produk berbasis
lidah buaya.
2. Mewujudkan
aloe vera center sebagai pusat informasi dan teknologi dan agrobisnis lidah
buaya.
3. Mewujudkan
aloe vera center sebagai pusat pelatihan lidah buaya nasional berbasis lidah
buaya.
C.
Struktur
Organisasi Aloe Vera Center
Sebagian
pusat pengkajian,penilitian pelatihan dan kegiatan lainnya. Struktur organisasi
yang dapat mengkoordinir seluruh kegiatan beserta karyawannya sehingga berjalan dengan baik.
|
|
|
(Gambar 1. Struktur organisasi Aloe
Vera Center.)
Berdasarkan
struktur organisasi tersebut, setiap bagian mempenyai tugas tugas yang harus di
laksankan. Tugas tugas tersebut sebagai berikut :
1. Kepala
dan pengelola
a. membimbing
dan mengarahkan staf.
b. Melaporkan
kegiatan kepada dinas pertanian perikanan kehutanan,kota Pontianak.
c. Mencari
upaya pemecahan masalah.
d. Bertanggung
jawab kepada kepala dinas pertanian perikanan,dan kehutanan kota Pontianak.
2. Bagian
Kasubbag TU
Melaksakan urusan TU,kepegawaian
,keuangan umum,keuangan dan rumah tangga serta pengelola asset UPTD agribisnis.
3. Bagian
laboratorium powder
a. Mengelola
laboratorium
b. Mengatur
jadwal kegiatan dalam laboratorium powder
4. Bagian
laboratorium kultur jaringan
a. Mengelola
laboratorium
b. Mengatur
jadwal kegiatan dalam laboratorium kultur jaringan.
D.
Deskripsi
singkat tempat praktek
1.
Deskripsi geografis dan administrasi
Pusat pengkajian
dan pengembangan aloe vera center terletak di jalan Budi Utomo No.29 kelurahan
siantan hulu,kec.pontianak utara,kota Pontianak. Secara geografis Pontianak
utara terletak antara 0002’
24’ LU, 0005’37’ LS dan 1060 16’25’ BT dan 109023’04’BB.dengan
ketinggian berkisar antara 0,10,-0,50 m di atas permukaan laut.
2.
Topologi
wilayah
kecamatan Pontianak utara merupakan daeran dataran rendah dengan wilayah datar.
Sebagian besar jenis tanah di wilayah ini adalah tanah gambut ( organosol) dan
sisanya merupakan tanah gley humus (inseptiosol) yang banyak di wilayah
Pontianak utara yakni 3.047 Ha dari luas gambut yang ada.
Tabel
2. Luas Wilayah Kecamatan Pontianak Utara.
Kelurahan
|
Luas
|
Persentase
|
Siantan Hulu
|
920
|
24,71
|
Siantan Tengah
|
1.370
|
36,80
|
Siantan Hilir
|
787
|
21,14
|
Batu Layang
|
645
|
17,35
|
Pontianak Utara
|
3.722
|
100
|
(Sumber:
kantor camat Pontianak utara, 2006)
Tabel
3. Luas Dan Jenis Tanah Setiap Kecamatan
No
|
Kecamatan
|
Luas Wilayah(Ha)
|
Organosol
|
Gley Humus
|
Alluvial
|
1
|
Pontianak
Utara
|
3.722
|
3.047
|
675
|
-
|
2
|
Pontianak
Selatan
|
2.937
|
2.307
|
630
|
-
|
3
|
Pontianak
Barat
|
3.245
|
163
|
367
|
2.715
|
4
|
Pontianak
Timur
|
878
|
75
|
803
|
-
|
Jumlah
|
10.782
|
5.592
|
2.475
|
2.715
|
|
Luas
Wilayah (Ha)
|
-
|
51,86
|
22,95
|
25,19
|
(sumber:bappeda
kota Pontianak,2006)
3. Iklim
Daerah Kalimantan Barat merupakan daerah
yang beriklim tropis. Iklim tropis merupakan iklim yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman lidah buaya,sehingga lidah buaya dapat di produksi secara
optimal.berdasarkan hasil pengamatan badan meteorology dan geofisika direktorat
jendral perhubungan supadio Pontianak,menunjukan bahwa banyak curah hujan rata
rata pertahun berkisar antara 200-350 milimeter/bulan:rata rata tekanan udara
berkisar antara 1,010-1,012 milibar/bulan:rata rata penyinaran matahari
berkisar antara 40-60% perbulan;kecepatan angin rata rata berkisar antara 4-5
knot.
BAB
III . PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN
A.
Waktu
dan Tempat
Praktek lapangan
ini dilaksanakan dari tanggal 10 agustus 2015 sampai dengan 10 september 2015
di lokasi aloe vera center kecamatan Pontianak utara. Praktek lapangan ini
lebih menitikberatkan pada pembibitan lidah buaya.
B.
Jenis
Kegiatan
1. Observasi
Observasi
merupakan suatu kegiatan pengenalan lapangan,petugas dan lingkungan disekitar
lokasi praktek lapangan.
2. Pengumpulan Data
a. Data
Primer
Data primer diambil dari sumber
langsung yakni:melalui pengenalan daerah atau melalui wawancara dan diskusi
baik dengan petugas penyuluhan pertanian,petugas administrasi dan juga petani
itu sendiri.
b. Data
Sekunder
Data sekunder diambil dalam rangka
mendukung pemecahan masalah seperti monografi, iklim dan data aloe vera center
serta data perkembangan wilayah kerja balai penyuluhan pertanian Pontianak
utara.
C.
Kegiatan
Praktek Lapangan
Jenis lidah
buaya yang digunakan dalam teknik pembibitan ini adalah lidah buaya jenis A.v chenensis. lidah buaya ini berasal
dari negeri tirai bamboo meskipun sebetulnyabukan tanaman asli. Lidah buaya ini
berwarna hijau terang dengan bintik putih menyebar merata. Di setiap pelepah
terdapat lapisan lilin tipis.pelepah bagian atas cendrung cekung.
Adapun kegiatan
praktek lapangan di aloe vera center kecamatan Pontianak utara yaitu: untuk
mengenal dan mengetahui bagaimana teknik pembibitan lidah buaya,sehingga
diperoleh data data sebagai berikut:
1. Persiapan Lahan
Pada
lahan yang baru dibuka,maka pembersihan lahan adalah hal utama yang harus
dilakukan lahan tersebut:meliputi pembersihan semak belukar,pembersihan
tunggul.Pengelolaan tanah harus dilakukan dengan baik,karena tanaman ini
menghasilkan akar dan menghasilkan tanaman baru yang banyak untuk tiap
dahannya. Dengan ukuran bedengan lebar
100 cm tinggi bedengan 30-40 cm.
2. Pembibitan
Pembibitan
ada 2 cara yakni:
a. Anakan
1) Anakan
yang telah cukup besar, berusia sekitar 1-2 bulan, dipisahkan dari tanaman
induk (ditangkarkan). Anakan akan muncul dari tanaman induk pada usia 5-6
bulan. Penjarangan anakan ini sangat penting dilakukan agar tanaman lidah buaya
dapat tumbuh besar.
2) Pembibitan
dari anakan dapat dilakukan di bedengan atau di polibag. Pembibitan di bedengan
dapat dilakukan dengan membuat bedengan berukuran 1 - 1.5 m x 10 m atau menurut
kebutuhan dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm. Bedengan harus benar-benar remah
agar pertumbuhan akar bibit tidak terganggu. Bibit yang terganggu perkembangan
akarnya akibat tanah yang keras tidak akan tumbuh berkembang. Sebelum ditanami
bibit, bedengan ditaburi pupuk kandang sebanyak 20 – 40 kg (1 - 2 karung) per
bedeng dan diaduk secara merata. Penaburan kapur pertanian dianjurkan untuk
mengurangi serangan cendawan. Penambahan urea sebanyak 7,5 kg per bedeng bisa
dilakukan untuk merangsang pertumbuhan bibit.
3) Sedangkan
pembibitan di polibag, bisa dilakukan dengan media tanah dicampur pupuk kandang
1 : 1 atau 1 : 2 dan ditambahkan NPK 5 gram per polibag tiap dua minggu.
Setelah itu polibag ditaruh di tempat yang cukup teduh namun masih terkena
sinar matahari.
4) Saat awal
pembibitan merupakan tahap dimana kebutuhan air harus diperhatikan. Bibit
mungkin akan berwarna kemerah - merahan karena belum beradaptasi dengan
lingkungan. Dengan pengairan yang cukup, seminggu setelah pembibitan, bibit
akan menunjukkan pertumbuhan normal / pulih dari stres lingkungan akibat
pemisahan dari induk. Pengairan yang berlebihan harus dicegah karena bibit
mudah busuk akibat serangan cendawan pada keadaan lembab. Bibit yang terserang
cendawan sebaiknya dibuang agar tidak menular dan tanah disekelilingnya
dibuang.
b. Dengan
Kultur Jaringan (In Vitro)
1) Genotipe
Mempengaruhi pola pembentukan organ adventif dari kalus. Kemampuan
membentuk tunas dan akar secara terpisah atau embryogenesis dari kalus berbeda
antar famili maupun genera. Perbedaan pengaruh genetik ini disebabkan karena
perbedaan kontrol genetik dari masing-masing varietas serta jenis kelamin
tanaman induk.
2) Poliploidi
Dalam lingkungan lapang dapat kita perhatikan bahwa tanaman dengan
poliploid lebih kecil mempunyai anakan yang lebih banyak jika dibandingkan
dengan tanaman yang mempunyai poliploid yang lebih besar. Fenomena tersebut
ternyata terekspresikan juga di dalam kultur in vitro. Hal ini dikarenakan
dalam pembelahan sel multiplikasi/duplikasi kromosom pada tanaman berploidi
besar berlangsung lebih lama jika dibandingkan dengan tanaman yang mempunyai
poloidi lebih kecil.
3) Perbedaan daya
regenerasi dan multiplikasi (diferensiasi) antara tanaman dikotil dan monokotil
dalam kultur in vitro.
Pada tanaman dengan jenis dikotiledonae akan lebih mudah
berdiferensiasi daripada tanaman monokotiledon.. Pada tanaman dikotiledon
biasanya mempunyai titik tumbuh yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan
tanaman monokotiledon. Oleh karena itu, apabila jaringan tanaman monokotil jika
dikulturkan akan terdiferensiasi lebih lambat karena jaringan yang bersifat
meristemoidnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan tanaman dikotil.
4) ZPT dan Hormon
O hormon merupakan suatu senyawa alami dalam tubuh tanaman yang
berfungsi sebagai pengatur pertumbuhan. O ZPT merupakan senyawa analog dengan
hormon yang ditambahkan dari luar untuk mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3.
Pembibitan
Tanaman lidah buaya
berbatang pendek dan tersembunyi di dalam tanah. Pada bagian inilah muncul
anakan yang bergerombol mengelilingi tanaman induk. Anakan yang layak dijadikan
bibit berukuran kira kira sebesar ibu jari dengan panjang 10-20 cm dan umurnya
kurang lebih 4 bulan.Tanaman induk penghasil bibit ini dipelihara secara khusus
pada bedengan atau pot pot agar menghasilkan anakan anakan lebih banyak.Apabila
sudah muncul anakan sebesar ibu jari dapat segera dipotong untuk dipindahkan ke
lahan yang telah di siapkan.
4.
Jarak Tanam
Jarah tanam yang
biasanya digunakan untuk penanaman dengan sistem baris tunggal adalah 60 x 150
cm. jarak tanam ini menyesuaikan dengan panjangnya pelepah lidah buaya sehingga
daunnya tidak bersentuhan,dengan maksud agar tidak menimbulkan luka pada pelepah
yang dapat mengakibatkan terserangnya penyakit.
5.
Penanaman
Tanaman lidah buaya
dapat ditanam pada setiap musim,tetapi penanaman yang baik dilakukan pada awal
musim hujan atau akhir musim kemarau.Pada musim hujan kendalanya adalah tanaman
lebih mudah terserang jamur,sedangkan pada musim kering tanaman terancam mati
karena karena kekeringan. Saat penanaman sebaiknya dipilih pada pagi hari atau
sore hari saat sinar matahari tidak terlalu terik untuk mengurangi kelayuan.
6.
Pemeliharaan
a.
Penyulaman
Selama dalam pemeliharaan ini apabila ada tanaman yang mati atau
pertumbuhannya tidak baik harus segera diganti dengan tanaman baru yang sengaja
ditinggalkan untuk penyulaman .agar tanaman baru tersebut dapat mengejar
pertumbuhan tanaman lainnya maka pemupukan harus dilakukan 1-3 minggu setelah
penanaman.
b.
Pemupukan
Cara pemupukan diberikan di sekeliling tanaman sebanyak 4 genggam
untuk satu batang.Jenis pupuk yang gunakan antara lain urea,abu dan pupuk
kandang.Pemupukan pertama dilakukan 2 bulan setelah tanam dan setelah itu
biasanya urea diberikan 4 bulan sekali.
c.
Penyobekan
Pada umur 5-6 bulan tanaman sudah mulai mengeluarkan anakan dari
batang yang tertanam dalam tanah. Anakan ini perlu disobek atau dipisahkan
untuk dijadikan bibit.Selain itu bila dibiarkan anakan tersebut akan banyak
tumbuh disekitar induknya sehingga menjadibeban bagi induknya.pertumbuhan induk
akan menjadi terhambat dan kerdil penyobekan atau pemisahan anakan dari tanaman
induk ini dilakukan dengan hati hati menggunakan pisau yang tajam.
7.
Pengendalian hama dan
penyakit
a.
Gulma
Tanaman
lidah buaya ditanam hingga beberapa bulan bahkan beberapa tahan, dengan daun
yang tidak rimbun.Hal tersebut mengundang tumbuhnya beberapa gulma disekitar
tanaman, maka perlu dilakukannya pengendalian gulma terhadap tanaman. Jenis
gulma yang biasanya tumbuh dan merugikan ialah rumput teki, alang-alang, rumput
gerinting, krokot dan lainnya. Gulma dapat dikendalikan mulai dari gulma masih
kecil dengan cara mencabutnya secara langsungatau menggaguk atau
mencangkulnya.Selain itu dapat pula memakai bahan kimia seperti herbisisda.
b.
Hama
Biasanya menyerang terhadap tanaman muda dan menyebabkan pertumbuhan pada tanaman terhambat. Cara mengendalikannya dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida.Bekicot biasanya merusak daun-daun tanaman.Pengendalian sejenis siput kecil ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkannya secara manual.Bekicot yang telah dikumpulkan dapat digunakan sebagai pakan ternak seperti bebek atau yang lainnya,atau dapat langsung dimusnahkan.Bekicot biasanya bertempat dan menyerang pada tempat yang lembab seperti pada semak.
Biasanya menyerang terhadap tanaman muda dan menyebabkan pertumbuhan pada tanaman terhambat. Cara mengendalikannya dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida.Bekicot biasanya merusak daun-daun tanaman.Pengendalian sejenis siput kecil ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkannya secara manual.Bekicot yang telah dikumpulkan dapat digunakan sebagai pakan ternak seperti bebek atau yang lainnya,atau dapat langsung dimusnahkan.Bekicot biasanya bertempat dan menyerang pada tempat yang lembab seperti pada semak.
c.
Penyakit
Untuk
penyakit yang biasanya menyerang pada lidah buaya ialah jamur-jamur dapat
menyebabkan pembusukan pada bagianj pangkal batang atau daun.Dampak dari
serangan jamur ialah tanaman menjadi layu dan menjadi mati.Untuk
mengendalikannya bisa melakukan pengatutan pada drainase tanah.Apabila tanaman
yang terserang sudah parah,dapat dilakukan pemmusnahan tanaman dengan cara
mencabunya dan membakarnya.Selain itu kalau belum parah dapat melakukan
penyemprotan tanaman dengan menggunakan fungisida pada akar sebelum melakukan
penanaman.
8.
Panen
Tanaman lidah buaya dimanfaatkan
getah lendirnya atau gel daun yang telah mengental. Oleh karena itu, pemungutan
hasil dilakukan setelah produksi gelnya tinggi. Hal ini ditandai dengan ukuran
pelepah daun yang besar, ketebalan pelepah daun sudah maksimal, dan daun
berwarna hijau tetapi tidak tua. Bila daun telah tua kandungan gelnya
berkurang.
BAB
IV. PEMBAHASAN
Tanaman lidah buaya
dewasa ini sudah mendapat perhatian yang cukup besar di mata petani,khususnya
petani dipontianak utara yang memiliki prospek pasar yang menjanjikan untuk
dikembangkan kearah agrobisnis. Hal ini dapat terlihatdari gunanya yang semakin
beragam dan permintaan yang selalu meningkat.oleh sebab itu timbul permasalahan
bagi petani di Pontianak utara dalam proses pemasaran dan pengolahan hasil
lidah buaya di Pontianak belum terlalu berkembang. Selain itu masih terdapat
hal lain yang dijumpai petani dilapangan mengenai faktor pengganggu tanaman
lidah buaya ini seperti serangan hama dan penyakit sehingga sampai sekarang
menjadi perhatian bagi petani dipontianak utara khususnya petani lidah buaya.
Ada beberapa hal
penting yang harus diperhatikan dalam teknik pembibitan lidah buaya,hal
tersebut antara lain:
A.
Syarat
Tumbuh Lidah Buaya
Tanaman lidah
buaya tahan terdapat segala unsur iklim, yaitu suhu, curah hujan, dan sinar
matahari. Tanaman ini juga tahan kekeringan, dapat menyimpan air pada daunnya
yang tebal, mulut daunnya tertutup rapat sehingga dapat mengurangi penguapan
pada musim kering. Meskipun tanaman menghendaki ditanam di tempat
terbuka, tetapi di dalam ruangan yang sinar mataharinya kurang pun dapat tumbuh
dengan baik. Oleh karena itu, tanaman ini terdapat di mana-mana, mulai dari
Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia. Di daerah yang bersuhu antara
28°C-32°C, tanaman ini dapat tumbuh dengan baik.Lidah buaya termasuk
tanaman yang efisien dalam penggunaan air dan dapat tumbuh di daerah basah
maupun kering. Kelemahan lidah buaya apabila ditanam di daerah basah dengan
curah hujan tinggi adalah banyaknya serangan cendawa, terutama Fusarium sp. yang menyerang pangkal
daun.
1.
Ketinggian
Tempat
Lidah
buaya dapat tumbuh mulai dari daerah dataran rendah sampai daerah pegunungan.
Daya adaptasinya tinggi sehingga tempat tumbuhnya menyebar di seluruh dunia,
mulai daerah tropika sampai daerah subtropika. Di dataran tinggi tanaman ini
dapat menghasilkan bunga.Sementara itu, di Amerika dan Australia tanaman ini
sudah diusahakan secara besar-besaran pada lahan kering.
Tanah
yang dikehendaki lidah buaya adalah tanah subur, kaya bahan organik, dan
gembur. Kesuburan tanah pada lapisan olah sedalam 30 cm sangat diperlukan
karena akarnya pendek. Apabila tanaman ditanam di daerah yang bertanah mineral
maupun tanah organik, agar dapat tumbuh dengan baik diperlukan tambahan pupuk. Di
Kalimantan Barat, tanaman tumbuh baik di daerah bertanah gambut yang pH-nya
rendah. Pemberian pupuk kandang dan abu menyebabkan tanaman memberikan hasil
yang cukup baik. Meskipun demikian, pH ideal untuk tanaman lidah buaya adalah
5,5 – 6. Tanah yang terlalu asam dapat mengakibatkan tanaman lidah buaya
keracunan logam berat, sehingga ujung-ujung daun menjadi kuning seperti
terbakar, pertumbuhan terhambat, dan jumlah anakan berkurang. Agar tanah
seperti ini bisa ditanami lidah buaya, para petani membuat galengan-galengan
kecil atau bedengan, sehingga sirkulasi air dan udara selalu dalam keadaan baik
untuk tanaman.Tanah berpasir perlu diberi pupuk organik. Bila lidah buaya
ditanam di tanah berpasir, produksi gelnya sangat rendah dan daunnya
kecil-kecil. Tanah yang terlalu padat perlu digemburkan atau diberi pupuk
kandang agar lebih gembur dan dapat menyerap air.
B.
Pengolahan
Tanah Gambut
Tanaman lidah
buaya di kecamatan Pontianak utara di usahakan dan dibudidayakan oleh petani
pada lahan gambut.sebagaimana diketahui bahwa jenis tanah gambut mempunyau
ciri-ciri yang merugikan antar lain tingkat kemasaman yang tinggi (pH rendah),
banyak mengandung air bawah dan dapat menghambat ketersediaan unsur unsur hara
yang diperlukan tanaman dan lain lain.
Maka dalam
pengolahan lahan gambut secara maksimal untuk lidah buaya ada beberapa tahapan
yang harus dilakukan sehingga lahan siap di Tanami,yakni:
1. Membuat
saluran drainase keliling dengan ukuran lebar 60-80 cm dan kedalaman antara
100-12cm,selanjutnya dibuat saluran drainase memotong (30-40) dari saluran
keliling dengan ukuran 40-50cm dan kedalaman 75-100 cm.
2. Membersihkan
lahan dari rumput atau alang alang dan tunggul tunggul dengan cara ditebas atau
dicabut,biarkan beberapa hari dan setelah kering kemudian dibakar.
3. Tanah
dibiarkan 2-3 hari untuk menghilangkan asap pembakaran terutama gas C02.
4. Pembuatan
bedengan sesuai anjuran lebar 100-120 cm,tinggi bedengan 30-40cm dan panjang
yang baik maksimum 10 m.bedengan tersebut di biarkan berjamur kurang lebih
14-16 hari.
5. Selanjutnya
diolah kembali bersamaan dengan pemberian abu/dolomit 2-3 kg per bedengan,dapat
dilakukan dengan cara ditabur atau dimasukkan ke dalam lubang tanaman.setelah
dibiarkan kurang lebih 7 hari,bedengan diratakan kembali dan lahan siap untuk
ditanam.
C. Penyediaan bibit (pendederan)
Spesies tanaman lidah buaya di Kalimantan
Barat adalahAloe vera(L).Seperti yang
telah dikemukakan terdahulu, pengadaan bibitnya diperoleh hanya dengan
memisahkan dan mengumpulkan anakannya yang tumbuh (5-8 batang) di sekeliling
tanaman induknya, berukuran kira-kira sebesar ibu jari. Anakan tersebut
kemudian didederkan terlebih dahulu di pesemaian beratap hingga didapatkan
bibit yang selanjutnya diseleksi ukurannya untuk mendapatkan yang berukuran
seragam dan memenuhi syarat (3-4 minggu di pesemaian,tinggi bibit 10-20 cm).
Pupuk kandang atau kompos biasanya digunakan untuk menyiapkan bedengan pesemaian
yang subur.
Pemeliharaan semaian dilakukan dengan
seksama, di antaranya dengan melakukan penyiraman dan pengendalian
hama-penyakit, dan gulmanya apabila diperlukan. Petani dapat pula menyiapkan
kebun lidah buaya yang khusus untuk sumber anakan. Polibag pun bisa digunakan
untuk menggantikan bedengan pesemaian. Bibit lidah buaya dapat pula diperoleh
dengan menggunakan stek batang. Namun, karena batang tanaman ini pendek, tidak
banyak bibit yang dapat dihasilkan dari stek tersebut. Bibit dapat pula
diperoleh dari anakan yang tumbuh di sekitar tanaman hasil peremajaan, yakni
yang dipotong batangnya setinggi permukaan tanah.
D.
Pemupukan
Tanaman
Pemupukan dilakukan dengan dosis berdasarkan unsure
tanaman dan diberikan dengan kontinyu pada waktu yang telah ditentukan.secara
rinci pelaksanaan pemupukan tanaman lidah buaya, sebagai berikut:
1. Pupuk
Dasar
Diberikan 3-4 hari sebelum tanam
terdiri dari:
a.
Pupuk kandang = 200 gr/pohon
b.
Pupuk Ure a
= 20 gr/pohon
c.
Pupuk TSP
= 10 gr/pohon
d.
Pupuk KCL
= 10 kg/pohon
e.
Abu Tanaman =
25 gr/pohon
2. Pupuk
susulan tahun 1
Pupuk ini mulai diberikan pada unsure
tanaman 1,5-2 bulan setelah tanam,terdiri dari:
a.
Pupuk Urea
= 20 gr/pohon
b.
Pupuk TSP =
10 gr/pohon
c.
Pupuk KCL = 10
gr/pohon
(selanjutnya diberikan setiap 2 bulan
sekali)
Sedangkan untuk pupuk dan abu diberikan
setiap 24 minggu sekali (6 bulan sekali)
dengan dosis:
a.
Pupuk kandang =
250 gr - 300 gr/ tanaman.
b.
Abu Tanaman =
30 gr - 50 gr/tanaman.
BAB
V. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tanaman Aloe Vera sudah dikenal sejak empat abad
sebelum masehi. Turunan yang tergolong Famili Liliaceace ini merupakan salah
satu jenis tanaman hias yang banyak digunakan masyarakat sebagai bahan baku
obat,penyubur rambut serta untuk merawat kulit dan kegunaan lainya dan
dimanfaatkan sebagai bahan baku pangan.
Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan berhubungan dengan teknik pembibitan lidah buaya yaitu:
mengenai syarat tumbuh tanaman aloe vera pengolahan
tanah gambut,penyediaan bibit serta pemupukkan tanaman.
Syarat tumbuh
lidah buaya ini tergantung pada kisaran kondisi iklim yang relatif luas seperti
suhu,curah hujan,sinar matahari yang membantudalam proses fotosintesis, selain
itu ketinggian tempat.
Pengolahan tanah
gambut secara maksimum untuk tanaman lidah buaya mempunyai beberapa tahapan
yang harus dilakukan, seperti membuat saluran drainase, membersihkan lahan, pembuatan
bendungan, penggarapan dan pemupukan.
Pembibitan lidah
buaya dilakukan pada tempat yang khusus yang menghasilkan bibit bedengan dan
dengan perlakuan yang khusus pula seperti yang telah dianjurkan, sehingga
deperoleh bibit yang baik dan sehat.
B.
Saran
1. Untuk
memperoleh produksi yang maksimal maka lidah buaya terus dikembangkan serta
perlu diperbaiki pembudidayaannya dengan penerapan teknologi yang ada.
2. Perlu
ditingkatkan keahlian dan kemampuan sumber daya petani yang ada di wilayah
kerja penyuluhan pertanian siantan hulu kecamatan Pontianak utara.
DAFTAR
PUSTAKA
Dinas
Urusan Pangan Kota Pontianak, 2001, profil
agribisnis Aloe Vera Linn,
Pontianak.
Furnawathi,
Irni. 2001. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Depok; Agromedia Pustaka.
Majalah
Trubus Wisma hijau Jln.Raya Bogor
KM.30,Mekarsari Cimanggis,Depok.
Nugroho,Arianto
dan Sugianto,Heru,2001,Pedoman
Pelaksanaan Teknik Kultur Jaringan, Penerbit penebar Swadaya,Jakarta
Rostita. 2008.
Sehat Cantik dan Penuh Vitalitas Berkat Lidah Buaya. Bandung; Qanita PT. Mizan
Pustaka.
Sudarto,
Yudo. 1997.
Tanaman Hias Lidah Buaya. Yogyakarta; Kanisius.
DOKUMENTASI
Pembibitan
secara kultur jaringan (in vitro)A
Pembibitan
dengan cara anakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar