Seperti yang kita ketahui bahwa gulma titonia dan cromolaena adalah gulma, namun dapat di manfaatkan sebaik pupuk organik. Chromolaena
odorata merupakan gulma bagi pertanian karena
pertumbuhannya yang cepat, sehingga mengganggu produksi tanaman pertanian dan
dapat menutupi lahan pertanian. (Hartatik, 2007)
Klasifikasi ilmiah dari Chromolaena odorata Kingdom plantae, Diviso Magnoliohyt, Kelas Magnoliopsida,Sub
Kelas sterales, Familia Asteraceae,Genus Chromolaena, Spesies Chromolaena odorata. Chromolaena odorata dikenal pula dengan
nama tekelan maupun kirinyuh. Chromolaena
odorata merupakan tumbuhan perdu berkayu tahunan. Gulma ini mempunyai ciri
khas yakni daun berbentuk segitiga, mempunyai tiga tulang daun yang nyata
terlihat dan bila diremas akan terasa bau yang khas, percabangan berhadapan,
perbungaan majemuk yang dari jauh terlihat berwarna putih. Penyebaran meliputi
50 – 1000 m diatas permukaan laut. Dahulu disebut oleh R. M. King dan H. Robinson sebagai Eupatorium
odoratum, termasuk dalam family Eupatorieae, sub family Lactucoideae yang
didalamnya tidak terdapat spesies dan bahkan banyak diantaranya yang menjadi
gulma penting seperti Mikani scandens (L), M. Micrata (scodent)
dan Agerantum coyzoides (L).(Nagaraj, 1982)
Chromolaena
odorata adalah
gulma semak berkayu, berbatang bulat tegak dengan ketinggian 2-3 m, tanpa duri
dan bercabang banyak. Daunnya bercabang banyak, berhadapan, bentuk daun
segitiga hingga bulat telur dengan ujung lancip, tepinya bergerigi, permukaan
daun berbintik halus, panjang daun dewasa berkisar 6-16 cm dan lebar 3-17 cm.
pembungaan mengelompok pada ketiak daun, warna bunga ungu terang sampai biru
keputihan, panjang tangkai bunga 1-2 cm, berbentuk seperti cerobong asap. Buah berwarna
hijau dengan diameter 1 mm. bijinya kecil berwarna coklat kehitaman, panjang
4-5 mm, lebar 0.25-0.45 mm, berbulu kasar dengan panjang bulu sekitar 5 mm.
berkembang biak dengan biji/stek batang. (Nasution, et al 1986).
Kecepatan
pertumbuhan bisa mencapai 20 mm/hari dengan sistem perakaran serabut dan tumbuh
menyebar ke dalam tanah. Tumbuh pada ketinggian 1000 – 2800 m dpl, tetapi di
Indonesia banyak ditemukan di dataran rendah (0–500 m dpl) seperti di
perkebunan-perkebunan karet dan kelapa serta di padang padang penggembalaan. Chromolaena
odorata merupakan tumbuhan
yang dapat digunakan sebagai obat luka tanpa menimbulkan bengkak, tumbuhan ini
berfungsi juga sebagai bahan insektisida nabati, untuk mengendalikan beberapa
jenis hama sayuran. (Prawiradiputra, et al. 2007)
Cromolaena
odorata sangat berpotensi untuk dijadikan pupuk
organik karena kandungan unsur hara dalam jaringan yang tinggi. Biomas cromolaena odorata memiliki kandungan
hara N 2.65%, P 0.53 dan K 1.9% sehingga dapat di gunakan sumber bahan organik
yang potensial untuk perbaikan kesuburan tanah (Candrasekar dan Gajanana 1998).
Hasil kajian kandungan hara pada Cromolaena
odorata pada batang kandungan adalah N 1.00 % ,P 0.23%, K 1.73% ,Ca 0.37%,
Mg 0.18%,Na 0.01%, pada bagian daun
kandungannya adalah N5.89% ,P 0.74% K 3.13%, Ca 3.30 %, Mg 0.83% Na
0.01%. Dengan demikian pemanfaatan biomas gulma Cromolaena odorata sangat potensial untuk di kembangkan sebagai
sumber pupuk organik dalam perbaikan sifat fisik dan kimia tanah.(Gajanana, 1998)
Salah satu penyebab
berkurangnya lahan pertanian tanaman pangan adalah terjadinya konversi lahan
dari lahan pertanian tanaman pangan menjadi lahan non pertanian khususnya lahan
pertambangan emas cukup luas keberadaannya di Kalimantan Barat. Kegiatan
penambangan emas memberikan dampak negatif dengan terbentuknya lahan kritis
berupa tanah bekas tambang emas yang tidak dapat berfungsi dengan baik dalam mendukung
pertumbuhan tanaman. Hal ini terjadi karena pasca kegiatan penambangan, lahan
menjadi lahan kritis karena hilangnya lapisan top soil, minimnya unsur hara dan
banyak mengandung unsur unsur kation logam. Dalam upaya mengembalikan
produktivitas lahan sehingga tanaman dapat tumbuh dan menghasilkan maka lahan
pasca pertambangan emas harus di remediasi untuk mengembalikan produktivitas
tersebut.
Thitonia
diversifolia dan chromolaena
odorata adalah species tumbuhan liar yang mempunyai kemampuan bioakumulator
sehingga bisa digunakan sebagai fitoakumulator logam berat Pb,Ag,Cu,Hg, dan Zn
karena tanaman ini mampu tumbuh pada lokasi yang tercemar. Tumbuhan ini juga
mempunyai kemampuan menghasilkan biomas yang sangat tinggi dengan kandungan
hara yang cukup tinggi. Untuk itu perlu diketahui manfaat dari menggunakan ke
dua tumbuhan ini sebagai bioakumulator dan sumber bahan organik tanah untuk
meningkatkan produktivitas lahan bekas tambang emas sehingga bisa digunakan
sebagai lahan produksi untuk tanaman budidaya. (Chaney RL et al.1995)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar